TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR fraksi PKS Buchori Yusuf meminta pemerintah tidak meremehkan penyebaran virus corona.
Presiden beserta jajarannya diminta memaksimalkan pencegahan virus tersebut.
"Ini (isu virus Korona) harus disikapi dengan ekstra yang harusnya diambil alih pimpinan negara," ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Korona, Kita Imun atau Melamun', di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2020).
Politikus PKS ini meminta pemerintah tidak menganggap enteng virus tersebut.
Sebab, beberapa negara lain sudah mulai tidak mempercayai Indonesia masih nihil kasus corona.
Hal itu didasari kecurigaan negara lain yang sudah membatasi Indonesia masuk ke negaranya.
Buchori juga meminta pemerintah tidak bergerak saat virus tersebut sudah mewabah.
Ia mengingatkan pemerintah Indonesia agar tidak kebobolan terhadap virus itu kedepannya.
"Kita jadi objek perhatian, di satu sisi ada nilai positif masyarakat masih nyaman dengan situasi ini, namun, jangan kemudian masyarakat lemah dan nantinya.
Presiden Harus Yakinkan Publik
Anggota DPR Komisi VIII fraksi PKS Buchori Yusuf meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakinkan publik bahwa status virus corona di Indonesia masih nihil.
Menurutnya, pernyataan yang selama ini dilontarkan oleh pejabat Kementerian Kesehatan seolah-olah menjadi wacana publik.
Sebab, wabah virus corona telah menyebar hampir di 60 negara itu harus mendapat perhatian serius.
Baca: 68 WNI ABK Diamond Princess Diangkut Helikopter Setiba di Indonesia?
"Karena ini situasinya bukan menteri lagi, ini kekuasaan presiden supaya masyarakat yakin tapi kalau pejabat menkes, wakil menkes ini saya kira hanya menjadi wacana publik," katanya dalam diskusi bertajuk 'Korona, Kita Imun atau Melamun', di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2020).
Karena itu, Buchori meminta pemerintah menjelaskan status nol virus corona di Indonesia.
Pemerintah diminta menjelaskan dengan data yang meyakinkan.
"Jadi kalau memang masih betul-betul nol zero, pemerintah sosialisasikan secara bertanggung jawab dan transparan secara cepat dan masif," ujarnya.
Lebih lanjut, dia meragukan virus tersebut tidak ada karena beberapa negara sudah mengkhawatirkan Indonesia.
Bahkan, Arab Saudi dan Singapura sudah membatasi masuknya orang Indonesia karena virus tersebut.
Dia meminta pemerintah menjelaskan ke negara tersebut jika memang Indonesia nol kasus Corona.
"Ke Singapura dan Arab kira harus bisa jelaskan ke mereka. Kalau kemudian kita dikatagorikan sama, ini sangat multi dimensi," ujarnya.
Ragu-ragu
Buchori Yusuf juga meragukan status nol virus corona di Indonesia.
Hal itu didasari kecurigaan negara lain yang sudah membatasi Indonesia masuk ke negaranya.
"Kalau kemudian Arab dan Singapura memposisikan Indonesia setara dengan negara itu (terjangkita corona), kita harus lihat apakah betul kita masih nol? Atau kita tidak cepat menanggap gejala," kata Buchori dalam diskusi bertajuk 'Korona, Kita Imun atau Melamun', di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2020).
Baca: Mantan PM Malaysia Mahathir: Muhyiddin Khianati Saya, si Pecundang Bentuk Pemerintahan
Baca: Istri di Kalteng Tega Bunuh Suami, Pelaku: Saya Panggil 5 Kali Gak Nyahut
Ia mengungkapkan, kecurigaannya semakin kuat dengan makin banyaknya negara yang terjangkit corona.
Penyebaran virus yang sangat cepat dinilai memungkinkan Indonesia terjangkit virus tersebut.
"Situasi yang sebenarnya sangat berkembang, hampir 60 negara di dunia, ini sangat cepat penularannya, saya kira kami ingin pemerintah acara lebih cermat dan hati-hati serta transparan kepada publik," ujarnya.
Dia meminta pemerintah lebih teliti untuk memastikan warganya tidak ada yang terjangkit virus tersebut.
Jangan sampai, kata dia, Indonesia kebobolan karena tidak bisa mendeteksi virus tersebut.
"Jangan sampai sudah mewabah baru bergerak, saya sendiri berharap virus ini tidak ada di negara kira," ucapnya.