TRIBUNNEWS.COM - Perubahan mendasar dunia akan terjadi jika mayoritas dari 50 negara Muslim menjalankan demokrasi dan kebebasan. Indonesia dapat menjadi model, walau Indonesia harus terus berevolusi menuju demokrasi yang penuh.
Demikian pernyataan ini disampaikan Denny JA ketika ia melaunching secara virtual buku terbaru berjudul: Jalan Demokrasi dan Kebebasan untuk Dunia Muslim: Indonesia sebagai model.
Buku ini, ujar Denny, buah renungannya selama 30 tahun. Itu dimulai sejak ia menjadi aktivis demokrasi era mahasiswa di tahun 1980an, mendalami Ilmu politik tingkat Ph.D di Amerika Serikat tahun 2000an, dan penelitiannya mengamati perkembangan terbaru.
Baca: Moeldoko Nilai Tidak Perlu Payung Hukum Baru Tangani Wabah Virus Corona
Baca: Lagu Corona Rilis saat Wabahnya Virus Corona, Aming Singgung Empati dan Adab: Bukan Hal Lucu !
Tapi pertanyaannya, kata Denny, mungkinkah mayoritas 50 negara Muslim berbondong-bondong atau berangsur- angsur berdemokrasi dan kebebasan? Bukankah menurut data Democracy Index 2019, dari 50 negara yang mayoritas penduduknya muslim, 60 persen menerapkan politik otoriter? Yang menerapkan Full Democracy tak ada sama sekali, alias Nol persen? Hanya tiga negara Muslim, termasuk Indonesia, yang menerapkan demokrasi setengah matang (Flawed Democracy?)
"Jawabnya tak hanya mungkin, tapi harus. Ia mungkin karena sistem yang tumbuh di satu negara adalah anak kandung dari dinamika politik, ekonomi dan budaya," ujar Denny.
Menurutnya, Pew Research Center, lembaga peneliti berpusat di Amerika Serikat menyatakan sejak tahun 2070 nanti, penduduk Muslim akan menjadi terbanyak di dunia.
"Hadirnya negara muslim yang bebas dan demokratis, atau yang sebaliknya, akan mempengaruhi dunia nyaman atau bergolak. Apalagi saat itu, mulai tahun 2070, muslim adalah populasi paling banyak."
Buku ini, kata Denny, ditulis penuh dengan data dan teori. Ia mengupas pula sejarah pertumbuhan demokrasi di Eropa, Amerika Serikat dan belahan dunia lain.
Namun buku ini juga banyak kutipan puitis. Salah satunya dari Victor Hugo: “Tak ada yang lebih kuat dibandingkan gagasan yang waktunya telah tiba.”
Ujar Denny, buku ini sengaja ia bagikan gratis lewat media sosial dalam bentuk pdf. “Saya ingin ikut mewarnai ruang publik agar semakin banyak debat gagasan.”*