TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati menilai anggaran Rp 72 miliar untuk influencer dalam menggenjot pariwisata tanah air, dialihkan ke penanganan virus corona.
"Adanya kasus positif corona di Indonesia, saya kira pemerintah perlu meninjau kembali, prioritaskan ke mana?," ujar Kurniasih kepada wartawan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Baca: Penelitian Tunjukkan Beberapa Golongan yang Rentan Terkena Virus Corona, Anak-anak Paling Aman
Baca: Tanggapi Pernyataan Kominfo soal Foto Tara Basro Langgar UU ITE, Fiersa Besari: Kekakuan Sistem
Baca: Pelajar Indonesia di Jepang Meninggal, Kasusnya Dalam Pengusutan Kepolisian
Menurutnya, setelah dua warga Indonesia yang positif terjangkit virus corona, maka pemerintah harus memastikan seluruh fasilitas kesehatan di dalam negeri tersedia lengkap.
"Alat kesehatannya, stok obatnya, kehandalan sumber daya manusianya, itu harus dipastikan dan itu pasti butuh dana," ucap Kurniasih.
Selain itu, kata Kurniasih, pemerintah juga perlu memperbanyak pengadaan sanitizer dan marker untuk petugas kesehatan maupun pasien.
"Jadi butuh biaya semua itu. Sehingga (dana influencer) harus dikaji ulang, kecuali pemerintah mau mengalokasikan dua-duanya," ucap politikus PKS itu.
Diketahui, sebelum adanya dua warga Indonesia yang terkena virus corona di dalam negeri, pemerintah menganggarkan Rp 72 miliar untuk membayar jasa influencer dan promosi media.
Hal ini dilakukan untuk menggenjot pariwisata Indonesia yang lesu karena terdampak penyebaran virus corona.
Influencer dan promosi media digunakan untuk menarik minat wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.
Anggaran sebesar itu menjadi bagian dari total insentif sebesar Rp 298,5 miliar yang dikeluarkan pemerintah untuk menarik minat wisatawan mancanegara.