Sebab, hal tersebut kebijakan negara untuk membantu rakyatnya.
"Rumah Sakit khusus Corona dibutuhkan karena untuk meminimalisir penularan dari pasien suspect Covid-19 (Corona)," kata Amsakar.
Baca: Sekeluarga yang Baru Datang dari Korsel Ditempatkan di Ruang Isolasi di RSUD Singkawang
Baca: Sule Dikabarkan Batal Nikah, Ini Pengakuan Andre Taulany dan Sebut Sahabatnya Minta di Doakan Saja
Dia mengakui penolakan dari masyarakat Kecamatan Galang atas rencana ini.
Namun, menurutnya itu dikarenakan belum adanya sosialisasi rencana tersebut kepada warga yang berada di sana.
"Terkait penolakan warga Galang soal permasalahan sumber air, Pemerintah dalam hal ini Menteri PUPR susah memperhatikan secara untuk kelengkapannya," ujarnya.
RS Khusus Corona di Pulau Galang
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau rumah sakit bekas kamp pengungsi Vietnam dan lahan di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (4/3/2020), untuk tempat penanganan pasien virus corona.
Pemerintah menargetkan renovasi dan pembangunan gedung baru rumah sakit di pulau itu kurang dari sebulan.
Peninjauan ini menindaklanjuti instruksi Presiden RI Joko Widodo yang akan membangun rumah sakit khusus menangani kasus virus, salah satunya virus corona yang mulai mewabah di Indonesia.
Baca: Pemerintah Berharap Wabah Virus Corona Tak Batalkan Ibadah Haji Tahun Ini
Baca: 2 WNI ABK Diamond Princess Sembuh Dari Virus Corona, Kemenkes: Akan Segera Dipulangkan
"Rehabilitasi ini ditargetkan akan selesai hingga satu bulan ke depan," ujar Hadi saat kunjungan bersama Basuki Hadimuljono di rumah sakit eks kamp pengungsi Vietnam.
Menurut hadi, selain bekas bangunan rumah sakit, saat ini pemerintah juga tengah mencari lahan di sekitarnya untuk dibangun rumah sakit baru untuk penanganan pasien virus corona.
"Jadi tidak sepenuhnya merenovasi rumah sakit bekas pengungsi, nantinya juga akan dibangun gedung yang lain, namun berdekatan dengan lokasi rumah sakit yang lama," jelasnya.
Untuk tahap awal, lanjut Hadi, pemerintah bisa memanfaatkan sejumlah barak atau bangunan yang masih layak tinggal sambil menunggu proses pembangunan gedung baru.
"Target kami gedung baru proses pembangunannya minimal satu bulan dengan jumlah 500 kamar dan mampu menampung 1.000 pasien. Dan juga kita siapkan 2 persen kamar khusus isolasi sebanyak 50 kamar," terang Hadi.
Baca: Jelang 40 hari Meninggal Ashraf Sinclair, Ungkap Adik Suami BCL bahwa Anaknya Ikut Kehilangan
Baca: Indonesia Jangan Seperti Jepang, Tisu Toilet Dirantai & Digembok karena Corona, Penyebabnya?