TRIBUNNEWS.COM, TEMBAGAPURA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama pimpinan MPR lainnya, pimpinan DPR dan DPD meninjau usaha pertambangan di PT Freeport, Tembagapura, Papua, Rabu (4/3/2020).
Dalam perjalanan tersebut, rombongan mengendarai kendaraan Iveco lapis baja dan aparat keamanan melakukan pengawalan ketat.
Sebab sehari sebelumnya di kawasan yang akan dilalui rombongan telah terjadi penyerangan dan kontak senjata oleh Kelompok Kriminal Sparatis bersenjata (KKSB) di Distrik Tembaga Pura.
"Saya sendiri tidak terlalu khawatir karena Kepala BIN, Panglima TNI dan Kapolri yang saya kontak sehari sebelumnya telah memerintahkan jajaran satgasnya untuk all out melakukan pengamanan terhadap kunjungan Pimpinan MPR, DPR dan DPD RI selama di Papua," kata Bamsoet dalam siaran persnya.
"Sehingga setelah berkoordinasi langsung dengan Kapolda dan Kabinda Papua serta Danramil dan Pangkogabwihan-3 yang telah mempertebal pengamanan dan memantau pergerakan kelompok KKSB pimpinan Joni Botak di wilayah Tembagapura, diputuskan untuk terus melanjutkan kegiatan kunjungan ke area pertambangan untuk melihat langsung aktifitas usaha PT Freeport," imbuhnya.
Baca: Tembagapura Siaga I, Polisi Duga KKB Berupaya Memasuki Areal Freeport
Baca: Erick Thohir Tunjuk Putra Papua, Claus Wamafma, Jadi Direktur Freeport, Berikut Rekam Jejaknya
Bamsoet menegaskan negara tidak boleh kalah dan kehilangan nyali meski ada ancaman dari Kelompok Kriminal Sparatis Bersenjata (KKSB).
Kunungan rombongan saat itu ingin sekaligus menunjukkan bahwa MPR RI siap menyatukan kegelisahan sejumlah anak bangsa di Papua.
"Walau awalnya pihak keamanan merekomendasikan agar kami menunda perjalanan, tetapi saya dan teman-teman pimpinan MPR sepakat untuk tetap meneruskan rencana perjalanan tersebut menuju kawasan pertambangan Freeport," ujarnya.
Kunjungan ini, Bamsoet dan yang lainnya juga ingin memastikan dan melihat langsung aktifitas penambangan pasca keberhasilan pemerintahan Presiden Joko Widodo menguasai 51 persen saham PT Freeport Indonesia melalui Induk Industri Pertambangan yang dipimpin PT Inalum.
Bamsoet menceritakan terdengar suara tembakan terdengar sekitar pukul 09.00 pagi saat dalam perjalanan menuju Freeport.
Dia mengungkapkan setidaknya ada 3 kali suara tembakan saat rombongan sudah berada di area Freeport di Grasberg Tembagapura.
"Menurut Kapolda Papua Irjen Pol Paulus waterpauw suara tembakan berasal dari mile 69 dan pelakunya sedang diburu aparat keamanan gabungan TNI dan Polri. Insiden tersebut tidak membuat nyali kami ciut. Perjalanan tetap dilanjutkan," katanya.
Perjalanan dengan mobil Iveco hanya sampai di ketinggian 2900 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Setelah itu dilanjutkan menggunakan trem atau kereta gantung yang membawa rombongan ke ketinggian 4285 mdpl ke puncak Grasberg untuk melihat sisa-sisa aktifitas penambangan dan kegiatan reklamasi yang sedang dilakukan Freeport sebagai kewajiban pasca menyelesaikan eksploitasi di Puncak Grasberg.
Bamsoet mengatakan Freeport memiliki cadangan 1,8 miliar ton mineral atau setara dengan Rp. 2.500 triliun.
Itu artinya Freeport masih bisa berproduksi hingga 2041.
"Jeda waktu 21 tahun sejak 2020 ini tak boleh disia-siakan Freeport untuk membangun Indonesia melalui aktifitas usaha pertambangan," kata dia.
Rombongan juga sempat meninjau pembangunan infrastruktur jalan di underground mine yang jika disatukan bisa mencapai 600 kilometer.
Walaupun di bawah tanah dan melewati jalan berkelok, udara di dalam ruangan terbilang bersih karena di setiap sudut terowongan ada kipas angin raksasa yang berfungsi membuang udara kotor di dalam dan memasukan udara bersih dari luar.
"Di situ juga dibangun masjid dan gereja sebagai tempat beribadah bagi karyawan, sehingga tak perlu ke luar areal underground mine. Kami sempat melakukan sholat Zhuhur di masjid ini," ujar Bamsoet.
Bamsoet menegaskan kekayaan nasional seperti yang di Papua harus dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Papua.
Kehadiran Freeport harus dilandaskan kepada membangun Papua.
"Jangan sampai di tengah melimpahnya kekayaan sumber daya alam, bangsa kita khususnya masyarakat Papua malah justru dirundung kemiskinan," pungkas Bamsoet.
Dalam kunjungan itu, Bamsoet didampingi Wakil Ketua MPR RI antara lain Lestari Moerdijat, Arsul Sani dan Fadel Muhammad.
Dari pimpinan DPR RI ada Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel dan dari pimpinan DPD RI ada Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin.
Hadir juga Ketua Forum Komunikasi dan Aspirasi MPR RI untuk Papua/MPR FOR PAPUA Yorrys Raweyai yang menjadi inisiator kunjungan Kebangsaan MPR RI ke Papua, serta para anggota DPR RI dan DPD RI Dapil Papua dan Papua Barat.
Ada pula mendampingi Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Kabinda Papua Brigjen TNI AD Napoleon.