TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto menyampaikan, pasien kasus 6 dan 14 di Indonesia yang sebelumnya dinyatakan positif virus corona, kini hasil pemeriksaan keduanya negatif.
Saat ini Indonesia memiliki 27 pasien positif virus corona, dan 2 pasien tersebut disebut mempunyai tanda-tanda untuk sembuh.
Yuri mengatakan, pasien kasus 6 dinyatakan negatif berdasarkan hasil pemeriksaan hari kelima.
"Ada beberapa hal yang membahagiakan kita. Bahwa kasus 06, saat ini sudah masuk hari kelima pemeriksaan dan hasilnya (pemeriksaan laboratorium) sudah negatif," ujar Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, pasien kasus 14 juga dinyatakan negatif saat pemeriksaan hari ketiga.
"Kemudian ini untuk pasien kasus 14. Saat ini sudah dirawat dua hari, masuk tiga hari sudah menjadi negatif," lanjutnya.
Baca: Menteri Kesehatan Inggris Nadine Dories Positif Virus Corona, Kontaknya Masih Dilacak
Baca: Pemerintah Diminta Kerjasama dengan Korea Selatan dan Singapura untuk Perangi Virus Corona
Baca: BREAKING NEWS Anies Tunda Event Formula E di Jakarta Gara-gara Corona
Ia mengatakan, tim medis akan melakukan pemeriksaan laboratorium sebanyak dua kali, sedangkan hasil tersebut baru dari pemeriksaan pertama.
"Artinya (ada), pemeriksaan (untuk memastikan) hasil negatif yang kedua, kita akan tunggu dua hari mendatang, jika negatif juga, kita akan mengeluarkan pasien itu dari rumah sakit," jelas Yuri.
Yuri mengungkapkan, kondisi kesehatan dari pasien kasus 6 dan 14 baik, dan bisa pulang jika pemeriksaan yang kedua dinyatakan negatif.
"Kondisi keduanya bagus, tidak ada keluhan apa-apa."
"Apabila dalam pemeriksaan kedua nanti hasilnya masih negatif, yang bersangkutan akan kita pulangkan," ungkapnya.
27 Pasien Corona di Indonesia
Diketahui, pasien ke-2, 3, 4, 5, 10, 11, dan 12 memiliki kontak dekat dengan pasien 1.
Lalu, pasien 13 merupakan sub klaster dari pasien ke-3, serta pasien 20 dan 21 merupakan sub klaster Jakarta.
Untuk pasien ke-6, yang merupakan kru kapal pesiar Diamond Princess, diduga tertular saat "hotel mengapung" itu masih berada di Jepang.
Sementara, pasien ke-7, 9, 14, 15, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, dan 26 merupakan importerd case atau tertular saat berada di negara lain.
Baca: Pemeran ‘Harry Potter’ Daniel Radcliffe Disebut Mengidap Virus Corona, Begini Tanggapannya
Baca: Dua Pasien Positif Corona Tunjukan Tanda Kesembuhan, Tapi Harus Jalani Pemeriksaan Kedua
Baca: Corona Meluas, UEFA Pertimbangkan Penundaan Piala Eropa 2020
Mereka diduga melakukan perjalanan ke luar negeri ketika terpapar kasus ini.
Terakhir, pasien ke-8 tertular dari pasien ke-7 dan pasien 16 tertular dari pasien 15.
Achmad Yurianto memastikan, pasien 27 bukan berasal dari luar negeri.
Sehingga, asal usul penularan penyakitnya hingga kini masih tanda tanya.
"Sedang kami tracing ini dari mana sumbernya sebab bukan impor dan tidak berasal dari klaster lain," ujar Yuri, dikutip dari Kompas.com, Rabu (11/3/2020).
Imun Tubuh Kuat Bisa Cegah Virus Corona
Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menegaskan, imunitas tubuh yang kuat bisa mencegah terjangkit virus corona.
"Tidak ada di dunia ini yang lebih hebat (menangkal virus corona), lebih bagus, kecuali imunitas tubuh kita sendiri," kata Terawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ia menyampaikan, menjaga pola makan dan hidup sehat bisa membuat imunitas tubuh kuat.
Masyarakat juga diminta tak cemas, agar tak menyebabkan imunitas tubuh menjadi turun.
"Hati, pikiran kita namanya psikoneuroimunologis. Kalau kita mendapatkan persepsi hal-hal yang salah terus, membuat kita khawatir, cemas, ya imunitas tubuh kita ikut turun," ujar Terawan.
Baca: Antisipasi Penularan Virus Corona, Umat Islam Diimbau Bawa Sajadah Sendiri Saat Beribadah di Masjid
Baca: Presiden AS Donald Trump Diisukan Terinfeksi Corona, Menteri Kesehatan Inggris Positif Corona
Baca: Pemilik Olympiakos Positif Corona dan Sempat Mampir ke Emirates, Laga Man City vs Arsenal Ditunda
Ia juga mengingatkan, untuk orang yang sehat tak perlu menggunakan masker.
"Yang sakit pakai masker, yang sehat tidak perlu pakai masker," ungkapnya.
"Kecuali dia melakukan tindakan-tindakan di rumah sakit dan sebagainya sehingga dia memerlukan alat masker karena untuk menjaga sterilitas," jelas Terawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Dani Prabowo/Fitria Chusna Farisa)