Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta jumlah personel Satgas di Papua ditambah terkait ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membuat resah masyarakat bumi cenderawasih.
Merespon itu, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan sejauh ini pihaknya akan mengevaluasi hal tersebut termasuk melihat perkembangan di lapangan.
Baca: Bahas Otsus Presiden Minta Jajarannya Konsultasi dengan Tokoh Masyarakat Papua
"Soal penambahan pasukan ya relatif. Sementara ini kami lihat perkembangan dulu, dievaluasi dulu," tuturnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (11/3/2020).
Jenderal bintang dua ini mengatakan apabila memang diperlukan penambahan pasukan, maka pihaknya akan meminta langsung ke Mabes Polri.
"Sejauh ini yang bertugas ada 5.000 personel, nanti kalau minta penambahan langsung ke Mabes Polri," ucapnya.
Ditanya situasi di Papua saat ini, Paulus menjelaskan memang sementara ini sudah aman dan terkendali.
Namun di beberapa lokasi belum terlalu kondusif.
Terlebih beberapa hari lalu, masih terjadi baku tembak antara KKB dengan petugas di pos pengamanan, Jila, Timika, Papua.
"Sementara masih aman terkendali. Kalau dikatakan kondusif belum terlalu kondusif. Kemarin di Jila masih ada penembakan dari KKSB," singkatnya.
Untuk itu, Polri dan TNI terus waspada dan berpatroli menjamin keamanan bagi masyarakat Papua agar bisa beraktifitas normal.
Diketahui ribuan warga sejak Jumat (6/3/2020) hingga hari ini, Senin (9/3/2020) memilih mengungsi meninggalkan Distrik Tembagapura ke Timika.
Dari beragam kampung di Distrik Tembagapura, mereka berkumpul di Halaman Gereja Rehobot, Kab Mimika untuk didata kemudian diantar ke rumah sanak saudara.
Baca: Pemerintah Rampungkan Draft Inpres Pembangunan Papua Terpadu
Jika situasi sudah kembali aman, mereka bakal dikembalikan lagi ke kampung halaman di Tembagapura.
Warga memilih mengungsi lantaran khawatir menjadi korban dari serangan KKB dalam beberapa hari terakhir di wilayah Tembagapura.
KKB yang bikin onar diburu polisi
Irjen Paulus Waterpauw mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan pengejaran pada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang meresahkan warga Papua, khususnya di Tembagapura.
"Masih terus dikejar, saat ini mereka (KKB) sudah keluar dari wilayah Banti dan Kimbeli. Kami terus bergerak karena disana masih ada gunung-gunung dan daerahnya terjal," ungkap Paulus saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (11/3/2020).
Baca: Marak Aksi Teror KKB di Tembagapura, Begini Kata Mahfud MD dan Tito Karnavian
Mantan Kapolda Sumut ini menegaskan bakal memberikan tindakan tegas dan terukur pada KKSB karena sudah meresahkan masyarakat Papua.
"Tentunya kami beri tindakan tegas karena sudah benar-benar meresahkan. Kami akan hadapi mereka semua," ucap Paulus.
Diketahui ribuan warga sejak Jumat (6/3/2020) hingga hari ini, Senin (9/3/2020) memilih mengungsi meninggalkan Distrik Tembagapura ke Timika.
Dari beragam kampung di Distrik Tembagapura, mereka berkumpul di Halaman Gereja Rehobot, Kab Mimika untuk didata kemudian diantar ke rumah sanak saudara.
Jika situasi sudah kembali aman, mereka bakal dikembalikan lagi ke kampung halaman di Tembagapura.
Warga memilih mengungsi lantaran khawatir menjadi korban dari serangan KKSB dalam beberapa hari terakhir di wilayah Tembagapura.
Terlebih aksi KKSB ini telah menewaskan anggota Brimob, Bharatu Anumerta Doni Priyanto.
Baca: Mabes Polri : Kodam Cenderawasih Sudah Bantah Isu Pangdam Kontak Pimpinan KKB
Selain itu, ada juga tiga guru di SD Inpres Baluni, Kampung Jagamin, Distrik Tembagapura yang disandra oleh KKSB dari Intan Jaya, pimpinan Gupsi Waker.
Ketiga guru ini, EL, AL dan BL disandera oleh KKSB pada 15 Februari 2020 dan berhasil dievakuasi menggunakan Helikopter Bell milik Polri ke Timika pada Rabu (26/2/2020).