News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Keluarga Kremasi Jenazah Pasien Corona di Bali

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto(KOMPAS.com/Ihsanuddin)

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Seorang pasien dalam pengawasan akibat penyakit Corona (Covid-19) meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali Rabu (11/3/2020).

Jenazahnya akan dikremasi. Pasien merupakan warga negara asing. Pemerintah menyebut, virus pasien meninggal, tidak menular kepada orang lain.

Pemerintah menyebut pasien meninggal Kasus Nomor 25. Mengingat pasien meninggal tersebut dalam pengawasan, maka Pemprov Bali berkoordinasi dengan pihak rumah sakit supaya jenazahnya ditangani sesuai dengan protap penanganan jenazah yang mengalami penyakit dalam pengawasan.

"Atas komunikasi dengan pihak keluarga, disepakati jenazahnya dikremasi di tempat kremasi di Mumbu, dan sudah dilakukan pukul 12.30 Wita, tadi," ujar Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam konferensi pers yang digelar di Denpasar, Rabu (11/3).

Baca: Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji Karyawan, Berlaku Selama 6 Bulan

Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming PSG vs Borussia Dortmund Liga Champions, Dapat Akses di Sini

Made Indra menyebut pasien yang dirawat di Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, meninggal setelah terinfeksi virus Corona atau Covid-19.

"Pasien yang meninggal ini, ketika memasuki rumah sakit terdiagnosa. Sesuai juga dengan laporan dari pihak keluarganya memang pasien ini sudah mengidap beberapa penyakit," ujarnya.

Dia mengidap komplikasi penyakit yakni, diabetes militus, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru menahun.

"Jadi pasien ini memang sudah menderita empat macam penyakit sebelumnya. Ketika dia melaporkan ke rumah sakit dalam keadaan demam, maka pihak rumah sakit juga melakukan penanganan sesuai dengan protap Covid-19. Jadi dimasukkan dalam status pengawasan, di ruang isolasi dan ditangani sesuai protap Covid-19," kata Dewa Made Indra.

Sementara Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dr Mohammad Syahril mengatakan, masyarakat jangan panik terhadap adanya kasus meninggal. Menurutnya, virus takkan menular dari pasien meninggal.

"Intinya semua pasien apabila meninggal di rumah sakit, pulang sudah tidak ada virus," ujar dr Mohammad Syahril dalam konferensi pers, di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Rabu.

Syahril lalu mengimbau masyarakat tak perlu khawatir. Pasalnya virus Corona yang berada di tubuh pasien yang meninggal akan ikut mati pula. "(Tidak menular lagi?) Tidak (menular). Aman, mati semua virusnya," katanya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatak, salah satu pasien positif virus corona (Covid-19) meninggal dunia. Pasien tersebut merupakan perempuan berusia 53 tahun Warga Negara Asing (WNA) dengan indetitas kasus nomor 25.

"Tadi malam (meninggal). Pasien dengan identitas nomor 25 meninggal dunia," kata Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Kompleks Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Yurianto menjelaskan, pasien nomor kasus 25 ini memang sudah dalam keadaan sakit saat masuk ke rumah sakit.

"Karena memang ada faktor penyakit yang mendahulinya diantaranya diabetes, hipertensi, hiperteroit dan penyakit paru obstruksi menahun. Yang suda cukup lama diderita," kata Yurianto.

Ia menjelaskan, pasien nomor kasus 25 meninggal dunia bukan disebabkan karena virus corona. Namun, virus Covid-19, kata Yurianto, semakin memperburuk kondisi pasien. "Jadi bukan karena corona penyebab utama, tapi virus corona memperburuk kondisinya."

Ia menambahkan, pasien meninggal tersebut sudah dalam proses pengiriman jenazah menunju negata asalnya. "Selama perawatan didampingi oleh suaminya," ujarnya.

Terkait adanya pasien positif Corona yang meninggal, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menjelaskan, pasien seorang perempaun.

"Pasien tersebut meninggal pada pukul 04.25 WITA di Ruangan Nusa Indah. Diketahui pasien tersebut berjenis kelamin wanita dan usianya 53 tahun. Pasien tersebut merupakan warga negara asing," ujar Dewa Made Indra di Denpasar.

Pasien tersebut berada di Bali sejak 3 Maret dan masuk ke RSUP Sanglah pada 9 Maret.

Sebelumnya pasien tersebut merupakan rujukan dari salah satu rumah sakit swasta yang ada di Bali. Setelah masuk di RSUP Sanglah, kemudian diambil tindakan sesuai dengan prosedur yang sangat ketat.

Dewa menambahkan, pasien ini juga didiagnosa menderita beberapa penyakit diabetes militus atau gula kedua hiperteroid darah tinggi yang ketiga hipertiroid kemudian yang keempat penyakit paru.

Dan kemudian penyakit yang kelima dikarenakan gejala-gejalanya dekat dengan penyakit yang sedang berkembang sekarang, maka dari itu ia juga sebagai pasien yang dalam pengawasan Covid-19.

Hingga kemarin, jumlah komulatif pasien dalam pengawasan Covid-19 di Rumah Sakit yang ada di Bali sebanyak 48 orang. Dari 48 orang tersebut didapatkan hasil tes swap di Jakarta, dinyatakan 38 orang negatif dari Covid-19.

Sedangkan untuk 9 orang masih menunggu hasil lab, dan satu orang positif Covid19, yang masuk dalam urutan kasus nomor 25 yang sebelumnya telah disampaikan oleh Pemerintah Pusat.

Selanjutnya Dewa Indra mengatakan bahwa sejak WNA ini masuk RSUP Sanglah sesuai dengan Protokol penanganan Covid-19, maka Pemerintah Provinsi Bali melalui Tim Survailance Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah melakukan penyusuran terhadap orang-orang yang diajak kontak oleh pasien.

Dan telah diperoleh 21 orang yang melakukan kontak dengan pasien dari turun dibandara sampai pasien tiba di Rumah Sakit.

“21 orang ini sudah dilakukan pengecekan oleh dinas kesehatan dan sampai saat ini mereka semua dalam keadaan sehat, dan mereka sudah diisolasi dirumah masing-masing. Isolasi ini sudah dilakukan sejak tanggal 9 Maret 2020. Tentunya mereka telah diberikan edukasi terkait pencegahan penularan virus tersebur,” ujar Dewa Indra.

Jumlah 34 Kasus

Pemerintah kembali mengumumkan tujuh pasien baru yang positif Corona di Indonesia. Ketujuh pasien tersebut dinyatakan terinfeksi Corona setelah berkunjung ke luar negeri.

Dengan bertambahnya pasien baru Corona, maka total yang terinfeksi yakni 34 kasus yang dua diantaranya telah dinyatakan sembuh.

"Hari ini menambah tujuh orang, semunya imported case," ujar juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Wabah Virus Corona, Achamd Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta.

Rata rata kondisi ke-tujuh pasien positif Corona ini menurut Yurianto dalam kondisi sakit ringan sedang. Ketujuh pasien yang kesemuanya WNI itu saat ini sedang dirawat intensif tim kesehatan. "Rata-rata semunya sakit ringan-sedang," katanya.

Ketujuh pasien tersebut adalah, pertama, Kasus Nomor 28, seorang laki-laki 37 tahun. Kondisinya tampak sakit ringan sedang. Kedua, Kasus Nomor 29, laki-laki 51 tahun. Ia mengalami sakit sedang, tidak sesak nafas.

Ketiga, Kasus Nomor 30, laki laki 84 tahun, mengalami sakit sedang. Keempat, Kasus Nomor 31, seorang perempuan, usia 48 tahun tampak sakit ringan sedang. Kelima, Kasus Nomor 32, laki laki 45 tahun, kondisi sakit ringan sedang.

Keenam, asus Nomor 33, laki laki 29 tahun, kondisi tampak sakit ringan-sedang. Ketujuh, Kasus nomor 34, seorang laki-laki 42 tahun, mengalmi sakit ringan sedang.

Menteri Cek Suhu

Sementara itu, para menteri mengecek suhu terlebih dahulu sebelum mengikuti rapat koordinasi (rakor) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kemarin.

Rakor yang membahas tentang kebijakan stimulus jilid II dalam menghadapi dampak virus corona atau Covid-19 dimulai pukul 16.00 WIB.

Berdasarkan pantauan Tribunnews, baru tiga menteri hadir yakni Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ketiganya datang sekira pukul 16.15 WIB, dan masing-masing melakukan cek suhu di lobi Gedung Ali Wardhana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Adapun, ketiga menteri yang hadir langsung menuju ruang rapat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tanpa banyak pernyataan. "Biar BPJS Kesehatan saja (yang jawab). (Kalau Otsus Papua) tanya ke Kementerian Dalam Negeri," ujar Sri Mulyani.

Sebelumnya diberitakan, setelah paket stimulus pariwisata, pemerintah juga akan mengeluarkan stimulus daya beli masyarakat.

“Kami menyiapkan satu stimulus daya beli sedang dibahas dengan Kementerian Keuangan. Persoalan sekarang ini adalah marketnya yang tadinya ekspor jadi belanja dalam negeri,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki usai membuka pameran Indocraft 2020 ke-17 di JCC Senayan, Rabu.

Terpisah, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Wabah Virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan bahwa pihaknya menggunakan health alert card untuk mengantisipasi pasien Corona dari luar negeri.

Pernyataan Yurianto tersebut merespon banyaknya kasus Corona di Indonesia berasal dari luar negeri (imported case).

Dari 34 kasus positif Corona di Indonesia 20 di antaranya merupakan imported case atau tertular saat berada di luar negeri dan baru terdeteksi di Indonesia.

"Dia merasa dari luar negeri dan berasal dari daerah yang infeksinya cukup tinggi dan dia menerima health alert card maka ketika dia mulai merasakan tidak enak (badan) dia mendatangi beberapa rumah sakit dan kemudian menunjukkan kartu itu. Ini lah yang menjadi upaya deteksi kita," ujar Yurianto.

Menurutnya thermal scan yang dipasang di bandara tidak bisa mendeteksi langsung orang yang terinfeksi virus Corona.

Thermal scan hanya memantau suhu tubuh di pintu kedatangan bandara. Sementara mereka yang terinfeksi belum menunjukkan gejala terinfeksi virus seperti demam dan lainnya.

"Kondisi penyakit yang kalau kita lihat sebagian besar adalah ringan sedang maka dia masuk dalam kondisi tidak panas terlalu tinggi dan tidak akan terdetect oleh thermal scan. Ini semuanya terdeteski dengan health alert card," katanya. (Tribun Network/vin/yov/fik/yud/Tribun Bali/luh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini