TRIBUNNEWS.COM - Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masuk dalam kandidat calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Dari empat kandidat yang sudah disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), nama Ahok banyak mendapat sorotan publik.
Satu di antaranya mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
Menurutnya, kinerja Ahok di Pertamina masih ditunggu terlebih dengan adanya penurunan harga minyak dan gas bumi.
Hingga saat ini masyarakat masih menunggu langkah dan kebijakan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
"Ya seperti yang saya sampaikan sepak terjang Pak Basuki ditunggu di Pertamina karena kemarin banyak hingar bingar beliau ditunjuk di Pertamina. "
"Harapannya agar justru dengan harga minyak dan gas bumi turun ini bagaimana langkah-langkah Pertamina karena pasti penerimaan Pertamina akan terjun bebas karena harga minyak sekarang ada di level 30 dollar kita ingin dengar langkah-langkah beliau seperti apa dan bagaimana pengurangan impor migas itu sendiri."
"Ketahananan energi kita itu justru yang kita ingin dengarkan dari sosok beliau yang menjadi satu harapan baru di Pertamina alangkah melencengnya kita kalau ada posisi terbuka dia menjadi pembicaraan," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Rabu (11/3/2020).
Baca: Said Didu Sebut Alasan Jokowi Ingin Libatkan Ahok di Ibu Kota Baru: Saling Memegang Kunci
Baca: Said Didu Akui Kaget Lihat Jokowi Gandeng Ahok untuk Ibu Kota Baru: Menguji Kesabaran Rakyat
Sandiaga Uno juga menambahkan jika jabatan yang diemban Ahok baru sebentar dan berharap masyarakat dapat memberikan waktu untuk Ahok menunjukkan hasil kerjanya.
Baca: Soal Bos Ibu Kota Baru, Pengamat Politik Soroti Kedekatan Ahok dengan Jokowi: Pak Wapres Kalah
"Biarkan dia bertugas kita beri support kita beri pemantauan hasil kerjanya seperti apa. Baru saja ditunjuk belum sampai 6 bulan bertugas, kita belum bisa memantau kinerjanya, tapi sudah didorong dorong."
"Biarkan dia bekerja dan membuktikan hasil kerjanya," imbuh politisi partai Gerindra ini.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan, Ahok memiliki beberapa kriteria yang menjadikannya layak sebagai calon pemimpin Ibu Kota baru.
Menurutnya, masyarakat selalu berpadangan negatif setiap kali nama Ahok disebut dalam pemerintahan.
"Calon CEO Ibu Kota baru adakah yang ganjil di situ? Adakah yang bermasalah di situ? Adakah yang bertentangan dengan culture budaya Indonesia?"
"Ketika orang berbicara nama Ahok, kenapa kita rasa gatal badan lemas-lemas demam. Menyebutkan nama Ahok di antara 4 nama yang disebutkan Presiden, paling tidak dia punya lima kriteria penting," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Selasa (10/2/2020).
Ia mengungkap, Ahok mempunyai sifat kepemimpinan dan cepat dalam mengambil keputusan.
Jika nanti Ahok akan terpilih sebagai pemimpin Ibu Kota baru, Ali Ngabalin akan mengucapkan selamat kepada mantan Gubernur DKI Jakarta.
"Pertama anak muda, cepat dalam mengambil keputusan, memiliki manajerial yang oke, punya resources yang bagus. Dia punya kemampuan leadership, ada budaya yang bisa dipakai untuk memimpin ibu kota yang baru."
"Kalau-kalau nanti ditunjuk oleh Presiden, saya sekali lagi mengucapkan ahlan wa sahlan thala’al badru ‘alaika," imbuhnya.
Ketika ditanya apakah Ahok anak emas Jokowi, Ali Ngabalin membantah pertanyaan tersebut.
Baca: Tolak Keras Ahok jadi Pemimpin Ibu Kota Baru, Mujahid 212 Ungkap Alasannya, Singgung Soal Masa Lalu
"Kalau orang nyinnyir ya istilah apa saja bisa dipakai. Tidak ada yang namanya anak emas, anak perak, berlian, yang ada itu adalah anak putera terbaik indonesia yang memiliki kemampuan," ungkapnya.
Sebelumnya, Jokowi mengumumkan empat calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Selain Ahok, ada juga Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana.
"Kandidat memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjonegoro, dua Pak Ahok, tiga Pak Tuniyana, empat Pak Azwar Anas," ujar Jokowi dilansir melalui YouTube Kompas TV, Rabu (4/3/2020).
Menurut Jokowi, keputusan akan diambil dalam pekan ini.
Badan Otorita akan bertanggung jawab memimpin proses pemindahan dan pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
(Tribunnews.com/Faisal Mohay)