News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

‎Jaksa Agung Minta Penimbunan Masker dan Sembako Dijerat Pidana Maksimal

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jaksa Agung ST Burhanuddin

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Agung ST Burhanuddin ‎meminta jaksa yang menangani kasus penimbunan masker, obat-obatan, sembako hingga penyebar hoaks virus corona menjerat para pelakunya dengan tuntutan pidana maksimal.

"Saya selaku Jaksa Agung memerintahkan para jaksa yang menangani kasus masker, sembako dan penyebar hoax terkait corona agar setiap pelakunya diberi tuntutan pidana maksimal sehingga menimbulkan efek jera sekaligus jadi peringatan agar yang lain tidak mengulangi hal yang sama," kata ST Burhanuddin di kantornya, Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (18/3/2020).

Baca: Respons Maruf Amin Sikapi Rumor Menkes Terawan Bakal Dicopot Karena Dinilai Gagal Tangani Corona

Baca: Tak Perlu Panic Buying, Ini Daftar Belanja yang Jadi Prioritas Sebelum Mengisolasi Diri di Rumah

Baca: Euro 2020 Ditunda, Sebelumnya Ada Dua Turnamen Besar Ditunda Juga

Pucuk pimpinan para jaksa ini merasa prihatin karena dari waktu ke waktu fakta mencengangkan dampak corona makin memicu kepanikan masyarakat.

Terlebih data terakhir, sebanyak 227 pasien di Indonesia dinyatakan positif terjangkit corona.

WHO telah mengukuhkan ‎corona sebagai pandemic yang bisa menyerang siapa dan dimana saja.

"Kiat-kiat untuk memutus penyebaran virus makin digencarkan. Mulai dari menggunakan masker hingga hand sanitizer‎ sehingga keduanya diburu masyarakat," tuturnya.

"Disaat pemerintah berupaya untuk menjamin ketersediaannya, sungguh disayangkan dalam situasi yang memilukan ada segelintir orang yang memanfaatkan untuk meraup rupiah menimbun masker bahkan yang dibawah standar‎," tambahnya lagi.

ST Burhanuddin menyatakan penimbunan masker sangat meresahkan dan membebani masyarakat terlebih strata ekonomi menengah ke bawah karena masker yang semakin langka dan harganya kian tinggi.

227 kasus corona

Juru Bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengungkap perkembangan terbaru masyarakat yang terinfeksi virus corona di Indonesia.

Hingga saat ini, Rabu (18/3/2020) tercatat ada 227 orang positif terinfeksi virus corona.

Dari jumlah tersebut dilaporkan ada 11 orang yang sembuh dan 19 orang meninggal dunia.

"Ada penambahan sebanyak 55 kasus positif sehingga total keseluruhan sampai dengan sekarang sampai dengan kami melaporkan data pada pukul 12.00 WIB hari ini adalah 227 kasus positif," kata Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Baca: BREAKING NEWS: Jumlah Pasien Corona Meninggal Bertambah Jadi 19 Orang, Positif 227

Baca: Reaksi Tak Biasa Sule saat Didoakan Cepat Dapat Cewek oleh Putri Delina, Penonton Langsung Heboh

Achmad Yurianto pun menjelaskan pasien positif tersebut tersebar dari sejumlah wilayah di Indonesia.

"Di Provinsi Banten kita menemukan lagi 4 kasus positif, di Daerah Istimewa Jogjakarta kita menemukan satu lagi kasus positif, DKI Jakarta kita temukan lebih 30 kasus positif, Jawa Barat kita temukan 12 kasus positif, Jawa Tengah 2 kasus positif, Sumatera Utara 1 kasus positif, Lampung satu kasus positif, Riau 1 positif, Kalimantan Timur satu kasus positif," jelas Yurianto.

Sebelumnya, pada Selasa (17/3/2020), Yurianto menyebut total pasien positif sebayak 172 kasus.

Bungkus Virus Corona Sangat Rapuh Jika Terkena Deterjen

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan bungkus virus corona sangatlah rapuh terhadap deterjen.

Hal tersebut disampaikan Achmad Yurianto ketika menjelaskan perihal apa saja yang dilakukan orang ketika mengisolasi diri sendiri di rumah bila merasakan gejala virus corona.

Awalnya, Achmad Yurianto mengatakan orang yang mengisolasi diri sendiri harus melakukan social distancing setidaknya satu meter demi menjaga keluarga.

"Gunakan masker yang proper, upayakan ada social distancing jarak setidak-tidaknya semeter lah. Kenapa semeter? Karena kita tahu kemungkinan droplet yang keluar itu sekitar semeter sehingga kita bisa menjaga keluarga," ujar Achmad Yurianto, di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (16/3/2020).

Baca: Ikuti Arahan Jokowi, Anies Baswedan Kembalikan Jam Operasional 3 Moda Transportasi Publik

Dia mengatakan mereka juga tidak boleh berbagi penggunaan alat makan secara bersamaan.

Alat makan seperti piring hingga sendok pun tak perlu sekali pakai yang penting harus dicuci dengan sabun.

"Kalau tidur sendiri dulu, yang paling penting tidak berbagi penggunaan alat makan minum. Pakai alat makan minum yang terpisah, bukan berarti sekali pakai buang, tidak," kata dia.

Baca: Waspada Virus Corona, Tidak Menutup Kemungkinan Masa Reses DPR Diperpanjang

Menurutnya, virus corona akan mati dengan sendirinya saat bertemu dengan deterjen yang terkandung dalam sabun.

Bungkus virus corona disebutnya sangat rapuh akan kandungan deterjen.

"Tapi yakinkan selesai dipakai langsung dicuci dengan sabun karena kita tahu virus ini bungkusnya, envelopenya, sangat rapuh jika terkena deterjen. Dia akan gampang pecah. Kalau pecah maka virusnya akan mati. Ini yang penting. Deterjen apapun," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini