Husein juga memaparkan, nantinya hand sanitizer berbahan ciu akan dibagikan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Nanti dari kami gratis, (ciu) akan kami beli sebanyak-banyaknya," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab Banyumas berupaya membuat sendiri hand sanitizer dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada.
Pemkab Banyumas berencana mengembangkan sentra ciu di Desa Wlahar sebagai pusat produksi produksi hand sanitizer.
Sebenarnya Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas ini sudah dikenal lama sebagai tempat pembuatan minuman beralkohol.
Masyarakat setempat menyebut minuman keras tersebut dengan istilah ciu.
Baca: 3 Pasien Corona RSPI Sulianti Saroso Dirawat di ICU Gunakan Ventilator, Keadaanya Cukup Berat
Baca: Sikapi Penyebaran Corona, Australia Berlakukan Lockdown Hari Ini Pukul 21.00 Waktu Setempat
Para pengrajin banyak yang merasa minder karena tempat tesebut sebagai produksi ciu yang merupakan minuman beralkohol.
Casmadi (70), warga Gerumbul Karanglo, RT 01 RW 03, Desa Wlahar, Kecamatan Wangon tidak merasakan hal itu.
Pria usia 70 tahun itu bekerja sebagai pengrajin ciu sudah bertahun-tahun lamanya.
Casmadi menjelaskan, bahan-bahan utama yang dibutuhkan dalam pembuatan ciu tersebut.
Bahan-bahan yang diperlukan seperti gula jawa sekira 30 kilogram, tape singkong sekira 1,5 kilogram, dan tape beras sekira 1 kilogram.
Kemudian, semua bahan-bahan itu dimasukan ke dalam sebuah wadah tong dan direndam selama 10 hari.
Selama 10 hari itulah terjadi proses fermentasi yang nantinya akan disuling untuk menghasilkan ciu.
"Satu tong besar itu bisa menghasilkan 25 liter ciu."