News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

UN 2020 Dibatalkan, Nadiem Makarim: Terpenting Kesehatan Siswa dan Keluarga Siswa

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim

TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) resmi meniadakan ujian nasional (UN) di 2020.

Alasannya, pemerintah lebih mengutamakan keamanan dan kesehatan dari siswa serta keluarga siswa tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam keterangan pers virtual pada Selasa (23/3/2020).

“Alasan nomor satu (pembatalan UN 2020) adalah prinsip dasar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Nadiem yang dikutip dari YouTube Kompas tv.

“Yang terpenting yakni keamanan dan kesehatan dari pada siswa-siswa kita, dan tentunya juga keluarga serta kakek nenek siswa-siswa tersebut,” tegasnya.

Nadiem mengatakan penyelenggaraan UN di dalam tempat-tempat pengujian dengan cara dikumpulkan itu dapat menimbulkan resiko kesehatan yang sangat besar.

Mendikbud Nadiem Makarim (Kemendikbud)

Mengingat saat ini tengah terjadi pandemic global virus corona (Covid-19) di Indonesia.

“Karena jumlahnya begitu besar yakni delapan juta siswa yang tadinya akan mengikuti UN, jadinya kami mengikuti prinsip yang nomor satu, Sehingga UN dibatalakan untuk 2020,” jelas Nadiem.

“Setelah di timbang pro dan kontranya ini, kami rasa di Kemendikbud lebih banyak resiko daripada benefitnya untuk melanjutkan UN,” kata Nadiem.

Lebih lanjut Nadiem juga mengungkapkan bahwa UN bukan sebagai syarat kelulusan ataupun seleksi untuk masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Nasib Ujian Sekolah?

Dalam kesempatan itu, Nadiem juga menuturkan terkait ujian sekolah.

Ia menegaskan bahwa  ujian sekolah masih bisa dilakukan oleh masing-masing sekolah di tanah air.

Baca: Nadiem Makarim & Komisi X DPR Sepakat UN Ditiadakan karena Corona, Beri Opsi Ini untuk Gantinya

Namun tidak diperkenankan untuk melakukan tes tata muka yang mengumpulkan siswa dalam ruangan kelas.

“Jadi ujian sekolah dapat diadministrasi pada berbagai macam opsi, misalnya melalui online ataupun dengan angka dari nilai lima semester terakhir,” jelas Nadiem.

“Itu adalah opsi yang bias ditentukan oleh masing-masing sekolah,” imbuhnya.

Nadiem juga menambahnkan bahwa Kemendekbud tidak memaksa  ujian sekolah untuk mengukur ketuntasan seluruh capaian kurikulum, bahkan sampai semester terakhir.

Mengingat kemungkinan masih banyak sekali sekolah yang menyelenggarakannya secara online namun belum maksimal.

Baca: Penumpang MRT Turun dari 100 Ribu Jadi 22 Ribu per Hari Akibat Corona

Mendikbud RI ini juga mengatakan pembatalan UN ini seharusnya tidak berdampak pada penerimaan peserta didik baru baik SMP maupun SMA

“Poin berikutnya adalah untuk PPDB sekedar penekanan, bahwa 70 persen dalam penerimaan siswa ini kan sudah zonasi, sisanya jalur prestasi dapat menggunakan dua opsi,” kata Nadiem.

“Yakni dengan akumulasi nilai rapor siswa selama lima semester terakhir, atau juga bisa melalui prestasi akademik dan non akademik di luar rapor sekolah,” tegasnya.

Update Covid-19 di Indonesia per Senin (23/3/2020)

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto, merilis data terbaru pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Yuri menyebut hingga Senin (23/3/2020), terdapat penambahan jumlah pasien positif sebanyak 65 orang.

Hal ini disampaikan Yuri dalam konferensi pers di Gedung BNPB pada Senin.

 “Saya sampaikan terkait perkembangan update Covid-19 pada 23 Maret 2020, ada penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 sebanyak 65 orang yang terdiri dari berbagai provinsi,” ujarnya, dari YouTube BNPB Indonesia.

Total pasien positif Covid-19 di Indonesia menjadi 579 kasus.

Baca: Peta Wisma Atlet Kemayoran, Zona Hijau Disemprot Disinfektan, Kuning Wajib Masker dan Merah APD

Lebih lanjut Yuri mengatakan penambahan juga terjadi pada pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

“Ada penambahan 1 kasus meninggal dunia,” kata Yuri.

Sehingga total pasien yang meninggal menjadi 49 orang.

Kendati demikian, Yuri memberikan kabar baik, dimana terdapat satu pasien yang telah berhasil sembuh dari Covid-19.

“Ada penambahan kasus yang dua kali negatif, gejala klinis membaik dan telah dinyatakan sembuh 1 orang ,” kata Yuri.

Sehingga pada Senin ini terdapat 30 orang di Indonesia yang telah sembuh dari penyakit ini. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini