Saking sedihnya, Jokowi mogok makan dan mengurung diri di kamar.
Jika pun berangkat sekolah, dia hanya 'sekadar' berangkat dan lebih sering membolos.
Dia kerap pula jatuh sakit dan nyaris satu tahun dalam kondisi seperti itu.
Bahkan Jokowi pernah tak masuk sekolah dua bulan karena tipus.
Dokter menjelaskan kepada Sujiatmi bahwa anaknya tersebut tak semata fisiknya yang sakit tapi juga hatinya.
Satu-satunya jalan bagi Sujiatmi adalah berjuang menempatkan diri sebagai teman untuk jiwa yang patah tersebut.
Sujiatmi tak mengintervensi atau pun memaksakan kehendaknya kepada sang anak.
Sujiatmi membebebaskan Jokowi untuk melakukan apa pun sembari setia mendampinginya.
Saat Jokowi mulai sembuh dan masuk sekolah lagi, Sujiatmi mengantar sendiri anaknya ke sekolah dengan motor.
Sujiatmi mengemudi di depan, Jokowi membonceng di belakang.
"Teman-temannya suka mengolok-oloknya setiap saya menjempunya."
"Mereka bilang, 'Kae kowe dipethuk mbakyumu' (itu kamu dijemput kakak perempuanmu)," kata Sujiatmi menirukan olokan teman-teman Jokowi.
Olokan tersebut membuat telinga Jokowi memerah tapi dirinya tak bisa berkutik.
Untunglah, suasana patah hati tersebut mulai menghilang saat Jokowi menginjak kelas dua.