Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom muda Indef Bhima Yudhistira mengapresiasi keputusan Adamas Belva Syah Devara mungundurkan diri sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi.
Bhima pun berharap, Stafsus Milenial lainnya bisa mengikuti jejak Belva yang memilih mundur. Tentunya, harapan itu ditujukan bagi Stafsus yang memiliki konflik kepentingan.
Terlebih, Stafsus yang masih sibuk mengurusi bisnisnya selama ini.
"Saya berharap staf khusus milenial lainnya yang memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik untuk mengikuti jejak Belva, yakni memilih salah satunya tetap menjadi Staffsus atau profesional melanjutkan bisnis startupnya," kata Bhima Yudhistira saat dikonfirmasi, Rabu (22/4/2020).
Baca: Korea Utara Rahasiakan Keberadaan Kim Jong Un di Tengah Spekulasi Kondisi Kesehatannya yang Memburuk
Baca: Reycom Document Solution Donasi 1.000 Unit Lebih APD ke Sejumlah RS Rujukan Covid-19
Baca: Wawancara dengan Tito Karnavian: Mudik, Jangan Sampai Kita Jadi Pembunuh di Kampung Halaman
Bhima menyebut, perjalan karier stafsus milenial masih sangat panjang serta generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di Republik ini akan mengawasi setiap langkah para stafsus milenial dalam bekerja.
Terlebih, kerja-kerja stafsus milenial tidam berdampak langsung bagi masyarakat.
"Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi rakyat Indonesia," jelasnya.
Sebelumnya, melalui akun instagram @Belvadevara yang dikutip pada Selasa, (21/4/2020), Belva Devara mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan staf khusus presiden.
Pengunduran dirinya itu telah disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi. Dalam surat terbukanya itu, Belva menuliskan bahwa pengunduran dirinya telah diterima Presiden.
Adapun alasan pengunduran dirinya tersebut terkait dengan polemik RuangGuru di program kartu Prakerja.
Belva yang menjabat CEO di RuangGuru tidak mau adanya konflik kepentingan dengan jabatannya sebagai staf khusus presiden.