TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden, Ma'ruf Amin mengimbau agar masyarakat tak melakukan mudik, di tengah pandemi virus corona.
Ia mengatakan, mudik menjadi momen bagi masyarakat Indonesia untuk menjalin tali silaturahmi.
Namun, momen mudik tersebut dirasa tak pas jika dilakukan saat ini.
Wakil Presiden menyampaikan, masyarakat bisa menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan keluarga di kampung.
"Mudik memang memiliki makna untuk menjalin silaturahmi."
"Namun di tengah bencana pandemi, silaturahmi dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi," tulis Ma'ruf Amin, dikutip dari akun Instagram @kyai_marufamin, Selasa (21/4/2020).
Ma'ruf Amin juga menulis pernyataan Jokowi sebelumnya terkait larangan mudik bagi semua masyarakat.
"Pemerintah pusat memutuskan larangan mudik bagi seluruh masyarakat pada momen lebaran tahun ini.
Keputusan Ini sebagai upaya mengurangi resiko penyebaran Covid-19.
Hal ini diputuskan setelah diperoleh hasil sejumlah kajian dan pendalaman di lapangan.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan terdapat 68 persen responden yang menetapkan untuk tidak mudik di tengah pandemi Covid-19. Masih terdapat 24 persen yang ingin tetap mudik, dan 7 persen telah mudik.
Sehingga, masih ada angka besar sejumlah 24 persen tersebut yang memiliki potensi mobilitas ke daerah.
Keputusan ini diambil juga setelah pemerintah mulai menggulirkan bantuan sosial untuk wilayah DKI Jakarta, kemudian, disusul untuk wilayah Bodetabek," tulisnya.
Mudik Bawa Benih Penyakit
Sebelumnya, Menteri Agama, Fachrul Razi memberikan imbauan kepada masyarakat terkait mudik di tengah pandemi virus corona.
Fachrul Razi meminta masyarakat tidak mudik ke daerah asal, untuk menghindari penyebaran virus corona yang semakin luas.
Masyarakat diminta tetap berada di rumah sesuai kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah.
“Jadi kita tetap melaksanakan wajib dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan kita. Tapi kita di rumah saja, enggak usah mudik,” ujar Fachrul Razi, dikutip dari laman resmi kemenag.go.id, Selasa (21/4/2020).
Baca: Regulasi Larangan Mudik Ditargetkan Keluar Besok, Apa Saja yang Diatur?
Baca: Soal Implementasi Larangan Mudik, Kemenhub Pastikan Tak Ada Penutupan Jalan Nasional dan Tol
Baca: Fakta Seputar Larangan Mudik yang Akhirnya Diputuskan Jokowi: Awalnya Sempat Membolehkan tapi . . .
Menurutnya, mudik akan menjadi hal yang merugikan bagi orang lain di situasi sekarang.
“Karena mudik itu, selalu kita garis bawahi, mudharatnya lebih banyak di situasi saat ini,” jelasnya.
Ia menyampaikan, para pemudik tidak menyadari apabila membawa benih menyakit ke daerah asal.
“Jika kita mudik, tanpa kita sadari membawa benih-benih virus ke kampung. Di kampung juga kita harus diisolasi. Mudharatnya lebih banyak dari manfaatnya,” terangnya.
Mengenai keputusan Presiden Jokowi yang melarang semua masyarakat untuk mudik, Fachrul Razi menyebut pihaknya sangat setuju.
“Kemenag setuju sekali dengan keputusan ini. Penetapan larangan mudik ini ditetapkan pemerintah akan mulai diberlakukan sejak awal Ramadan,” ungkapnya.
Baca: Jokowi Larang Mudik, Dirjen Perhubungan Darat Sebut Tak Ada Penutupan Jalan Tol dan Nasional
Baca: Larangan Mudik Jangan Tanggung-tanggung, Pergerakan Orangnya Harus Dihentikan
Baca: Larangan Mudik, Organda DKI: Harusnya Tegas dari Awal
Ia pun berharap, larangan mudik ini tidak mengganggu semangat beribadah di bulan Ramadan.
”Jangan siap-siap pulang ke kampung. Kita siap-siap saja berbuka puasa, makan sahur, tarawih, tadarus, di rumah saja."
"Kemenag mendukung sekali pelarangan (mudik) dilakukan awal ramadan. Mudah-mudahan tidak mengurangi semangat dan kegairahan di bulan Ramadan,” imbuh Fachrul Razi.
(Tribunnews.com/Nuryanti)