TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap alasan pemerintah tidak melarang warga mudik sejak awal pandemi virus corona (Covid-19).
Larangan mudik itu disampaikan oleh Jokowi dalam rapat terbatas lewat video conference bersama para menteri pada Selasa (21/4/2020).
Jokowi menyampaikan, tidak menginginkan masyarakat panik dan beramai-ramai ke stasiun atau bandara apabila pelarangan itu dilakukan lebih awal.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat menjalani wawancara eksklusif dalam program Mata Najwa yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (22/4/2020).
Baca: Jawaban Jokowi saat Najwa Shihab Singgung Data Kematian Pasien Corona Versi IDI yang Berbeda
Baca: Jokowi Didesak Lepas Ravio Patra dan Hentikan Pembungkaman kepada Warga Lainnya
"Ya kita kemarin memakai ada transisinya, sehingga jangan sampai menimbulkan syok, memunculkan masalah baru ramai-ramai nanti begitu, nanti ramai-ramai ke stasiun, ramai-ramai nanti ke terminal," ujarnya.
"Ramai-ramai nanti ke bandara yang terjadi ada penumpukan orang di suatu tempat yang itu tidak akan menyelesaikan masalah," sambungnya.
"Tapi memunculkan satu masalah baru, penularan yang lebih menyebar," kata Jokowi.
Sementara itu, Jokowi menyebut pelarangan mudik sudah direncanakan dalam beberapa waktu sebelumnya.
Jokowi juga mengatakan, sejumlah menteri ada yang tidak setuju dengan keputusannya untuk melarang warga mudik saat bulan Ramadan.
Baca: Dituduh Sembunyikan Data Corona, Jokowi Buka-bukaan ke Najwa Shihab soal Sumber Data
Baca: Ruhut Sitompul Beri Nilai 100 untuk Penjelasan Jokowi soal Beda Mudik dan Pulang Kampung
"Semua kementerian pro dan kontra ada setuju dan tidak setuju."
"Tapi sejak awal sudah saya sampaikan kepada menteri bahwa suatu saat pasti akan saya larang," kata Jokowi.
Ia menambahkan, pemerintah telah memperhitungkan terkait pelarangan mudik.
Jokowi menyebut, ada jutaan orang diperkirakan akan pulang kampung.
"Bisa saja besok pagi, bisa saja minggu depan pasti akan saya larang karena kita tahu bahwa mudik hitung-hitungan terakhir kita."