TRIBUNNEWS.COM - Mundurnya dua dari tujuh Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), Adamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra dipandang pengamat sebagai langkah tepat.
Pengamat Hukum Tata Negara dari Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto bahkan mengungkapkan para stafsus lain yang masih menjabat di perusahaan sebaiknya ikut mundur.
Agus menyebut jika menjadi pejabat negara seharusnya melepaskan atribut jabatan lain, termasuk jabatan perusahaan.
"Menurut saya harus dicek kembali di berbagai macam peraturan perundang-undangan, hanya jabatan stafsus milenial ini yang tidak mengundurkan diri dari jabatan perusahaan," ungkap Agus kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Jumat (24/4/2020).
Baca: Stafsus Milenial Andi Taufan Mundur, Pengamat: Bukan Berarti Permasalahan Selesai
Menurutnya pejabat negara seperti BPK, KPK, MA, Komnas HAM, mengundurkan diri dari jabatan perusahaan, partai politik, dan ormas.
"Mau dimana pun harusnya tetap sama," ujarnya.
Maka dari itu Agus menilai bagi stafsus lain yang masih memiliki jabatan perusahaan lebih baik mundur.
"Alangkah eloknya, stafsus milenial yang masih menjabat di perusahaan lebih baik mengundurkan diri," ungkap Agus.
Agus juga menilai mundurnya Andi Taufan dan Belva menjadi alarm untuk stafsus lain untuk berpikir mengundurkan diri.
"Boleh jadi (ikut mundur). Saya meyakini seluruh staf presiden orang-orang yang direkrut karena prestasi bisnisnya," ungkap Agus.
Baca: Kontribusi Merebaknya Corona, Putri Tanjung Sumbang Makanan untuk 2000 Tim Medis & Galang Donasi
Menurut Agus, jika ada perilaku stafsus yang menyalahi aturan dan membuat tidak nyaman dalam melaksanakan tugas, sebaiknya mengundurkan diri.
"Masa depan mereka (para stafsus) masih panjang," ungkap Agus.
Agus menilai, tekanan dari masyarakat dan manuver yang salah dari stafsus akan mencoreng nama baik mereka.
"Saya khawatir jika mereka menikmati itu di tengah tekanan, masa depan mereka akan tercatat oleh orang dan mereka cukup sampai di situ," ujarnya.
Agus menyebut sisi positif yang sudah dimiliki para stafsus milenial ini harus tetap dijaga.
"Sisi positif harus dijaga, baik di politik atau bisnis yang menyangkut soal citra," ungkapnya.
Kesalahan yang dilakukan stafsus menurut Agus dapat berimbas pada turunnya bisnis dan popularitas mereka.
"Selain itu, juga bisa merusak citra Presiden, yang sebenarnya positif menjadi negatif karena mereka," ungkap Agus.
Baca: 24 Start-Up Millenial Papua Dikenalkan Billy Mambrasar ke 100 Investor Global
Mundurnya Andi Taufan
Sebelumnya, pengunduran diri Andi Taufan dari jajaran stafsus milenial diumumkan dalam sebuah surat terbuka yang ditandatanganinya pada Jumat (24/4/2020).
Dilansir Kompas.com, surat pengunduran diri tersebut telah dikonfirmasi dan dibenarkan oleh Andi Taufan.
"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," tulis Andi dalam surat tersebut.
Pengunduran diri Andi Taufan dibuat semata-mata dilandasi keinginan yang tulus untuk dapat mengabdi secara penuh pada pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Terutama bagi usaha mikro dan kecil.
Baca: Respons ICW Atas Mundurnya CEO Ruangguru dari Stafsus: Harusnya dari Awal Sadar Konflik Kepentingan
Andi Taufan mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Presiden atas kepercayaan, pelajaran, dan nilai-nilai yang diberikan.
"Dalam kurun waktu tersebut, saya menyaksikan sendiri bagaimana beliau adalah sosok pemimpin teladan yang bekerja keras dengan tulus dan penuh dedikasi demi kebaikan seluruh masyarakat dan masa depan Indonesia," kata Andi.
Andi Taufan juga mengaku tak luput dari berbagai kekurangan.
"Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik," kata dia.
Diketahui Andi Taufan tersandung polemik terkait konflik kepentingan.
Hal itu setelah ia menyurati camat dengan menitipkan perusahaannya PT Amarta Fintech dalam penanggulangan virus corona (Covid-19).
Selain itu, surat yang ditandatangani Andi Taufan dinilai malaadministrasi karena menggunakan kop Sekretariat Kabinet.
Bocornya surat tersebut ke publik membuat Andi Taufan meminta maaf.
Ia mengaku telah menarik surat yang dimaksud.
Baca: Mengaku Dihubungi Jokowi, Donald Trump Bakal Kirim Bantuan Ventilator ke Indonesia
Mundurnya Belva
Sebelum Andi Taufan, CEO Ruangguru Adamas Belva Delvara juga mundur dari posisi Staf Khusus Presiden.
Keputusan itu diambil usai penunjukan Ruangguru sebagai mitra program Kartu Prakerja menuai polemik.
Sebab, Belva dinilai sarat konflik kepentingan dengan posisinya saat itu sebagai Stafsus Presiden.
Belva mengundurkan diri lewat surat terbuka di akun Instagram resminya @belvadelvara, Selasa (21/4/2020).
"Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020," tulis Belva.
Keputusan Belva diambil setelah perusahaan startup yang didirikan dan dipimpin Belva, Ruang Guru, terpilih sebagai mitra program Kartu Prakerja.
"Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya," sambungnya.
Dilansir Kompas.com, Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), Belva menegaskan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam terpilihnya Ruang Guru.
Karena, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Peserta pemegang kartu Prakerja pun dapat memilih sendiri pelatihan yang diinginkan.
"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," kata dia.
Belva juga khawatir polemik yang muncul justru mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Ihsanuddin)