News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

9 Negara Bantu Indonesia 77,49 Juta Dolar AS, Dukungan Terbesar dari Uni Eropa, Jepang dan Amerika

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang teknisi laboratorium yang mengenakan APD (alat pelindung diri) penuh memegang wadah tabung reaksi berisi sampel langsung yang diambil dari orang yang dites untuk virus corona baru, di fasilitas Lighthouse Lab baru yang didedikasikan untuk pengujian COVID-19, di Queen Elizabeth University Hospital di Glasgow. Rabu (22 April 2020). Laboratorium ini merupakan bagian dari jaringan fasilitas pengujian diagnostik, bersama dengan situs Lab Lighthouse lainnya di Milton Keynes dan Cheshire, yang akan menguji sampel dari pusat pengujian regional di seluruh Inggris di mana staf NHS dan pekerja garis depan dengan dugaan infeksi Covid-19 telah dilakukan penyeka untuk pengujian. (AFP/POOL/Andrew Milligan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 mencatat per 24 April 2020 sebanyak sembilan negara, sembilan organisasi internasional, dan 70 organisasi non-pemerintah memberikan dukungan untuk penanganan wabah virus corona di Indonesia.

Adapun total nilai dukungan yang diterima pemerintah Indonesia adalah senilai 77,49 juta dolar AS.

Kesembilan negara tersebut yakni Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Vietnam, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru dan Uni Emirat Arab.

"Dukungan diberikan dengan berbagai bentuk, seperti donasi maupun barang atau dukungan teknis," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo lewat keterangan tertulis, Minggu (26/4/2020).

Baca: Kapan dan Bagaimana Pemerintah Korea Utara akan Mengumumkan bila Kim Jong Un Benar-benar Meninggal

Dari nilai dukungan, kata Agus, tiga pemberi dukungan terbesar yakni Uni Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.

Dari nilai dukungan yang telah diterima oleh Kementerian Luar Negeri, belum semua diterima Indonesia. Kemenlu mencatat dukungan internasional yang baru terealisasi sebesar 25,10 juta dolar AS.

"Selain itu, Kemenlu juga memfasilitasi dukungan internasional secara bilateral yang melibatkan 13 entitas senilai 10,9 juta dolar AS," kata Agus.

Selain donasi dari luar negeri, Indonesia juga mendapatkan bantuan material kesehatan berupa alat pelindung diri (APD), ventilator, RT-PCR dan reagen, thermometer dan virus transport medium (VTM).

"Dari bantuan tersebut, masker, rapid test dan APD merupakan jenis bantuan paling banyak diterima oleh Indonesia," beber Agus.

Adapun organisasi internasional yang memberi dukungan dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, yaitu WHO, ADB, IAEA, UNDP, IOM, Global Fund, Unicef, IDB dan Uni Eropa, dan organisasi non-pemerintah, termasuk lembaga swadaya masyarakat yang berbasis di 12 negara, seperti RRT, Singapura, AS, Korea Selatan, Vietnam, Perancis, Rusia, Jerman, Jepang, Swedia, Swiss dan Arab Saudi.

Baca: Rumor Kim Jong Un Meninggal, Gaya Hidup: Miliki Kendaraan Lapis Baja hingga Mengimpor Kaviar

"Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi dan terima kasih atas dukungan terhadap masyarakat Indonesia dalam memerangi pandemik," ujar Agus.

Sumbang Ventilator

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkap perbincangannya dengan Presiden Indonesia Joko Widodo.

Melalui akun twitter-nya, Trump menyebutkan pemerintah AS siap membantu Indonesia untuk menyediakan ventilator seperti yang diminta oleh Presiden Jokowi.

"Baru saja berbicara dengan teman saya, Presiden Indonesia Joko Widodo. Meminta ventilator dan akan kami (AS) kirimkan. Kerja sama yang luar biasa di antara kami," unggah Trump pada Jumat (24/4/2020).

Trump menyatakan, negaranya baru-baru ini memproduksi ventilator dalam jumlah besar dan berkomitmen akan membantu negara yang membutuhkan untuk bersama-sama melawan virus corona atau Covid-19.

Sebelumnya diketahui, Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) memberikan bantuan dana darurat 2,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 36 miliar kepada Indonesia.

Baca: 15 Kendaraan Diminta Putar Balik Saat Kedapatan Hendak Meninggalkan Bangli Bali

Dana tersebut dikucurkan untuk memerangi penyebaran virus corona atau Covid-19 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Kantor Staf Presiden (KSP), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia.

Fraksi PAN meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak hanya bergantung kepada Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan ventilator dalam penanganan pasien covid-19 atau corona.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR Saleh Partaonan Daulay, menanggapi permintaan Presiden Jokowi ke Presiden AS Donald Trump terkait pemenuhan ventilator.

"Kalau memang membeli, tidak ada salahnya juga mencari di negara lain. Mana yang paling cepat, itu yang didatangkan ke Indonesia," ujar Saleh kepada Tribun, Jakarta, Minggu (26/4/2020).

Saleh menyebut, kondisi AS saat ini juga sedang dilanda pandemi virus corona dan pastinya sangat membutuhkan ventilator untuk masyarakat negeri Paman Sam yang terkena wabah tersebut.

"Amerika saat ini menghadapi persoalan serius dengan virus corona dan ini adalah isu utama yang diperbincangkan di negara tersebut. Tentu salah satunya adalah soal pengadaan alat kesehatan dimana salah satu yang sangat penting adalah ventilator," tutur Saleh.

Tercatat, John Hopkins University melaporkan bahwa penyebaran virus corona di AS sudah mencapai 938.154 orang.

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Besar, Senin 27 April 2020: Bandung Hujan Petir Siang hingga Malam Hari

Sementara itu, korban meninggal dunia sudah mencapai 53.755 orang atau seperempat dari total jumlah meninggal di seluruh dunia.

"Katanya, produksi ventilator di AS memang lagi ditingkatkan dan dipercepat. Tetapi beberapa waktu lalu, Presiden Trump sempat mengkritik Manager General Motor yang dinilainya sangat lambat memproduksi ventilator. Selain itu, produksinya di bawah dari jumlah yang dipesan," papar Saleh.

Berkenaan dengan itu, kata Saleh, Indonesia tidak boleh berhenti dengan hanya berharap kepada AS, apalagi ventilator tersebut bukan didapatkan gratis. (ilham/rina/seno/tribunnetwork/cep)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini