TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak wabah covid-19 melanda di Indonesia, pelajar di tanah air tidak bersekolah dan harus belajar dari rumah. Efektifkah pola ini?
Seperti diketahui, program Belajar dari Rumah (BDR) yang ditayangkan di TVRI merupakan salah satu alternatif belajar yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di tengah pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).
Program ini telah membantu banyak keluarga yang memiliki keterbatasan pada akses internet untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring), sehingga anak-anak memperoleh stimuli untuk terus belajar di rumah masing-masing.
Kemendikbud bersama UNICEF telah melakukan survei untuk mengevaluasi pelaksanaan program Belajar dari Rumah di TVRI sejak ditayangkan mulai 13 April 2020 yang lalu.
"Sebanyak 99 persen guru, siswa, dan orang tua, baik di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) maupun non-3T mengetahui adanya program ini," kata Evy Mulyani, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud, di Jakarta, dalam rilisnya diterima Tribunnews.com, Selasa (5/5/2020).
Dilanjutkan Evy, sebanyak 94% guru di wilayah 3T pernah menonton program BDR di TVRI.
Sementara itu, sebanyak 77% guru di wilayah 3T mengaku pernah menonton program BDR TVRI.
Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming TVRI Belajar dari Rumah SD Kelas 1-3: Bermalam di Rumah Nisa
Baca: Kemendikbud: Sumbangan Kreatif Didi Kempot di Dunia Musik Dihormati Semua Kalangan
"Di wilayah 3T, frekuensi guru menonton program BDR ini sebanyak 3,2 kali dalam seminggu. Sementara di wilayah non-3T sebanyak 4,1 kali," ungkapnya.
Secara umum, tingkat kesenangan menonton program BDR cukup baik.
Evy menyebutkan bagi siswa, skor yang didapatkan sebesar 7,8 (skala 1-10) dan bagi orang tua sebesar 8,2. Sementara itu, tingkat kesenangan guru di wilayah 3T sebesar 7, dan di wilayah non-3T sebesar 7,5.
TVRI menjadi saluran televisi yang paling banyak ditonton siswa selama pembelajaran dari rumah.
Sebanyak 52% responden di wilayah 3T menyatakan menonton lembaga penyiaran publik ini selama masa pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing.
Sementara itu, sebanyak 78,6% responden di wilayah non-3T menyatakan menonton TVRI selama masa pembelajaran dari rumah.
"Ini menjadi masukan bagi kami untuk melakukan perbaikan program mendatang. Khususnya pendekatan bagi publik di wilayah 3T," ujar Kepala BKHM Kemendikbud.