TRIBUNNEWS.COM - Mantan Panglima TNI Djoko Santoso meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada Minggu (10/5/2020) pukul 06.30 WIB.
Djoko Santoso meninggal karena serangan stroke.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Andre Rosiade mengenang sosok mendiang Djoko Santoso.
Hal itu disampaikan Andre Rosiade dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Minggu (11/5/2020).
Baca: Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Meninggal Bukan karena Covid-19
Baca: Sosok Djoko Santoso bagi Atlet Badminton Indonesia
Andre Rosiade mengungkapkan, duka yang mendalam atas meninggalnya almarhum.
Djoko Santoso merupakan satu tokoh dewan pembina dari partai yang dipimpin Prabowo Subianto.
"Tentu kami keluarga besar Partai Gerindra berduka yang mendalam," ujar Andre Rosiade.
"Atas meninggalnya Pak Djoko Santoso anggota dewan pembina kami dan Ketua BPN Prabowo-Sandi," sambungnya.
Menurutnya, Djoko Santoso adalah sosok panutan dan orang tua yang sabar.
"Bagi kami beliau adalah orang tua, teladan, panutan."
"Orang yang sangat sabar, lalu sangat mau ngomong ke kita semua," kata Andre.
Tak hanya itu, Andre menyebut, Djoko dikenal memiliki cara komunikasi yang baik dan santun.
"Setiap ada hal yang disampaikan, beliau menyampaikan secara baik, santun kepada kami semua anak-anak beliau di Partai Gerindra," paparnya.
Lebih lanjut, Andre Rosiade mengungkapkan, Partai Gerindra sangat merasa kehilangan salah satu sosok terbaiknya.
"Kami sangat kehilangan karena ini orang tua kami figur yang sangat kami hormati," ucap Andre.
Kronologi Meninggalnya Djoko Santoso
Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen TNI dr. Budi Sulistya memaparkan kronologi meninggalnya Djoko Santoso.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (10/5/2020).
Baca: Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Meninggal Bukan karena Covid-19
Baca: Bamsoet: Almarhum Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso Loyal Jaga Keutuhan NKRI
Dikutip dari Tribunnews.com sebelumnya, Djoko Santoso sempat mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Soebroto selama satu pekan.
Dalam kesempatan itu, Budi menjelaskan kronologi sebelum Djoko Santoso meninggal dunia.
Serangan stroke ini merupakan kali kedua yang dialami oleh Djoko Santoso setelah serangan pertama pada 2015 lalu.
Budi menyampaikan, saat itu Djoko Santoso juga dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.
Kala itu setelah mendapatkan perawatan, Djoko Santoso dinyatakan sembuh total.
"Saya sampaikan informasi, berkaitan dengan kesehatan beliau," tutur Budi.
"Beliau mengalami namanya stroke gitu ya dan ini kejadian yang kedua."
"Serangan pertama tahun 2015 dan dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, beliau sembuh sempurna," tambahnya.
Namun serangan stroke kembali dialami oleh Djoko Santoso.
Serangan tersebut terjadi, pada Sabtu (2/5/2020) lalu.
Saat itu, tim dokter dari RSPAD Gatot Soebroto melakukan penjemputan di kediaman Djoko Santoso.
Kemudian dibawa ke RSPAD dan sampai pada pukul 23.00 WIB.
"Serangan yang kedua ini terjadi hari Sabtu (2/5/2020) yang lalu," terang Budi.
"Dan tim dokter yang merawat kami menjemput beliau di kediaman."
"Kemudian sampai di RSPAD pada pukul 23.00 WIB," imbuhnya.
Dalam melakukan perawatan, Djoko Santoso berstatus sebagai pasien stroke.
Selama di rumah sakit, beliau sudah melalui tes PCR terkait virus Covid-19.
Baca: Panglima TNI Bacakan Apel Persada di Depan Pusara Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso
Baca: Sosok Djoko Santoso bagi Atlet Badminton Indonesia
Budi menjelaskan, Djoko Santoso melakukan tes sebanyak tiga kali.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, seluruhnya memiliki hasil negatif Covid-19.
Sehingga meninggalnya Djoko Santoso ditegaskan bukan disebabkan oleh virus.
"Kami tata laksana sebagai pasien stroke," jelas Budi.
"Perlu kami tekankan pada pemeriksaan PCR sampai tiga kali beliau negatif."
"Jadi bukan berhubungan dengan Covid-19," lanjutnya.
Adapun jenazah Djoko Santoso sudah dimakamkan di Sandiego Hills, Karawang, Jawa Barat.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin/Febia Rosada)