"Menurut kami tidak ada satu pun orang yang seharusnya melanggar peraturan yang sudah diterapkan yang mendukung gerakan physical distancing," ungkap Dewi.
Baca: Tanggapi Indonesia Terserah, Sosiolog Imam Prasodjo Ungkap 3 Faktor Blunder: Terbesar Kemenhub
Dewi menekankan, tidak ada satu pun orang yang bisa lolos dari virus corona.
Entah kaya atau miskin, mereka mempunyai kemungkinan yang sama tertular Covid-19.
"Marah mungkin iya, cuma ya itu tadi, kalian mau gitu terserah, kalian tahu kami juga manusia mungkin kami memang capek, mungkin kami memang marah."
"Tapi yasudah, kita yang didepan, kita yang memang terjun dan mungkin kita yang dipandang sekarang ini di masyarakat, ya kita memberikan contoh, kita tidak akan menyerah dalam hal ini, kita akan tetap berjuang," tegasnya.
Untuk itu, menurut Dewi, fokus tim medis saat ini adalah bagaimana meminimalisir kerusakan atau damage yang terjadi.
Yakni pasien-pasien yang sakit, tanpa harus pusing-pusing memikirkan masyarakat patuh atau tidak.
Dewi juga menambahan, jika sebenarnya yang paling efektif untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 adalah kebijakan lockdown terlepas dari segala masalah yang ditimbulkan.
Baca: Aming Kecewa Masyarakat di Sejumlah Daerah Kembali Mulai Berkerumun, Gaungkan Indonesia Terserah
Diberitakan sebelumnya, tagar #IndonesiaTerserah belakangan ini ramai dibicarakan oleh publik.
Topik tersebut muncul di antaranya dibagikan oleh para tenaga medis yang merasa kecewa dengan sikap masyarakat yang mulai tidak mengindahkan protokol kesehatan di tengah pandemi virus corona.
Topik tersebut menggema sejak Jumat (15/5/2020) setelah viral adanya kerumunan saat penutupan McD Sarinah dan adanya keramaian di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.
Simak video lengkapnya:
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)