TRIBUNNEWS.COMĀ - Pandemi Covid-19 membuat jadwal pemberangkatan ibadah Haji 2020 belum jelas.
Pemerintah saat ini masih menunggu kebijakan terbaru dari Pemerintah Arab Saudi.
Harusnya jawaban terkait Haji 2020 diputuskan hari ini Rabu, 20 Mei 2020, kabar terbaru pengumuman penyelanggaraan Haji oleh Arab Saudi ditunda sampai 1 Juni 2020.
Lalu bagaimana fakta-faktanya?
Hari Ini Batas Akhir Bayar Haji
Diberitakan Tribunnews.com, masa pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1441H/2020M untuk jamaah haji reguler tahap kedua berakhir pada Rabu, (20/5/2020).
"Masih ada sehari masa pelunasan tahap kedua, yaitu Rabu besok (hari ini, Red)," ujar Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhajirin Yanis melalui keterangan tertulis, Selasa (19/5/2020).
Baca: Menteri Agama Beberkan 3 Alasan Undur Batas Waktu Keputusan Haji 2020
Sebanyak 10.014 jemaah haji reguler telah melakukan pelunasan.
Tersisa 11.143 kuota jemaah haji yang belum terlunasi.
"Sampai sehari menjelang ditutupnya masa pelunasan Bipih Reguler tahap kedua, 10.014 jemaah melakukan pelunasan. Masih ada 11.143 kuota jemaah haji reguler yang belum terlunasi," ungkap Muhajirin.
Kuota Haji Indonesia tahun ini berjumlah 221.000 yang terdiri dari kuota haji reguler (203.320) dan kuota haji khusus (17.680).
Kuota haji reguler terbagi menjadi empat, yaitu: 199.518 untuk jemaah haji reguler, 2.040 kuota prioritas lanjut usia, 1.512 Petugas Haji Daerah (PHD), dan 250 Pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah KBIHU.
Pada tahap pertama, ada 179.584 jemaah haji reguler yang telah melakukan pelunasan. Jumlah ini terdiri dari 178.361 kuota jemaah reguler dan 1.223 kuota prioritas lansia.
Saat itu, sisa kuota jemaah reguler adalah 21.157, sedang prioritas lansia tersisa 817. Sementara Petugas Haji Daerah (PHD) dan Pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) belum ada yang melakukan pelunasan.
Untuk tahap kedua, 10.014 jemaah reguler yang melunasi. Total sudah ada 188.375 jemaah haji reguler yang sudah melunasi.
Selain itu, ada 45 petugas haji daerah (PHD), dan 131 pembimbing KBIHU yang melakukan pelunasan. Masih ada 1.478 PHD dan 198 pembimbing KBIHU yang belum melunasi.
Baca: Jokowi Luncurkan 9 Produk Karya Anak Bangsa untuk Lawan Covid-19: Bangga Kita Bisa Produksi Sendiri
Jokowi Telepon Raja Salman
Sementara diberitakan Kompas.com, Presiden Joko Widodo telah melakukan komunikasi dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz soal kepastian penyelenggaraan ibadah haji 2020.
Hal ini disampaikan Menteri Agama Fachrul Razi.
"Waktu saya lapor pada Bapak Presiden, Bapak Presiden mengatakan habis komunikasi dengan Raja Salman," kata Fachrul dalam video conference, Selasa (19/5/2020).
Kendati demikian, Jokowi masih belum mendapatkan kepastian apakah haji tahun ini akan diselenggarakan atau tidak.
Pihak Saudi masih belum mengambil keputusan karena pandemi virus corona Covid-19 yang masih terjadi di banyak negara.
Jokowi pun meminta Kemenag untuk bersabar menanti keputusan Saudi sampai awal Juni.
"Beliau menyarankan gimana kalau mundur dulu sampai awal Juni siapa tau ada perkembangan," kata Fachrul.
Fachrul mengatakan, semula Kemenag hanya memberi tenggat waktu bagi Saudi sampai 20 Mei, besok.
Namun, karena komunikasi Presiden Jokowi dan Raja Salman, maka Kemenag memberi tenggat sampai awal Juni.
"Kalau tadinya kami buat deadline tanggal 20 mei, kami mundur jadi 1 Juni sesuai petunjuk Bapak Presiden setelah bicara dengan Raja Salman mungkin akan ada kepastian kalau (keadaan) di sana lebih baik," katanya.
Tenda-tenda di Arab Saudi Dipasang
Masih diberitakan Tribunnews.com, Menteri Agama Fachrul Razi menyebutkan tiga alasan pihaknya memundurkan tenggat waktu kepastian penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
Alasan pertama, diundurnya pengumuman ini adalah dengan harapan adanya perkembangan baik di Indonesia dan Arab Saudi terkait penanganan corona.
Baca: Sebut Semua Negara Kalang Kabut Hadapi Corona, Ngabalin Minta Warga Bersyukur Jokowi Pilih PSBB
"Semoga ada perkembangan baik terkait penanganan Covid-19, baik di Indonesia maupun Arab Saudi," kata Fachrul melalui keterangan tertulis, Rabu (20/5/2020).
Alasan kedua adalah setelah dirinya melihat ada geliat persiapan haji yang dilakukan pemerintah Arab Saudi.
Hal itu antara lain terlihat dari pemasangan tenda-tenda di Arafah oleh Muassasah Asia Tenggara.
Sehingga sebaiknya Pemerintah Indonesia menunggu sambil melihat perkembangan persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi.
"Sejak 17 Mei lalu, tenda di Arafah sudah mulai terpasang," tutur Fachrul.
Sementara alasan ketiga menurut Fachrul adalah karena Indonesia saat ini masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga 29 Mei 2020.
Dirinya mengharapkan semua pihak bisa berkonsentrasi dalam mengefektifkan PSBB ini agar Covid-19 bisa segera tertangani.
"Semoga PSBB ini efektif dan Covid-19 segera teratasi," ujar Fachrul.
Seperti diketahui, Kementerian Agama mengundur tenggat waktu pengumuman kepastian penyelenggaraan haji tahun ini.
Pengumuman yang awalnya akan disampaikan pada 20 Mei 2020, diundur sampai awal Juni 2020.
3 Skenario Haji 2020
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan bahwa pemerintah menunda batas waktu keputusan haji 2020 hingga 1 Juni mendatang.
Hal itu dikatakan Menag usai rapat terbatas persiapan Idul Fitri, Selasa, (19/5/2020).
"Kalau tadinya kami buat deadline tanggal 20 Mei, kami mundur jadi 1 juni sesuai petunjuk bapak presiden setelah bicara dengan Raja Salman mungkin akan ada kepastian kalau di sana lebih baik," kata Menag.
Otoritas Arab Saudi belum mengeluarkan keputusan mengenai penyelenggaraan ibadah haji di masa Pandemi Corona ini.
Pemerintah Indonesia lalu menyiapkan tiga alternatif terkait ibadah haji.
Alternatif pertama yakni semua calon jemaah berangkat, alternatif ke dua hanya sebagian saja yang berangkat karena ada penerapan Physical Distancing .
Alternatif ketiga, semua calon jemaah gagal berangkat.
Menurut Menag, pemerintah awalnya menerapkan batas waktu keputusan yang akan diambil pada 20 Mei esok.
"Tapi kita tidak bisa nunggu lama-lama,sehingga kami memberikan deadline tanggal 20 bulan Mei berarti besok, dengan pertimbangan selesai itu di Saudi ada liburan idul fitri, sehingga peluang menjadi kecil apalagi kita kontingen pertama rencana berangkat Juni 2020, jadi waktunya menjadi pendek," katanya.
Namun menurut Menag, Presiden meminta batas waktu keputusan tersebut diundur. Permintaan tersebut setelah presiden berkomunikasi dengan Raja Salman.
"Sehingga beliau menyarankan gimana kalau mundur dulu sampai awal Juni siapa tau ada perkembangan. kami setuju, kami akan taat dengan itu, jadi kalau tadinya deadline 20 Mei, maka kami sampai dengan awal Juni mungkin 1 juni," pungkasnya. (*)
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Fahdi Fahlevi)(Kompas.com/Ihsanuddin)