TRIBUNNEWS.COM - Tagar #IndonesiaTerserah sempat menjadi trending di media sosial.
Kemunculan foto tenaga medis menggunakan APD dan memegang tulisan 'Indonesia Terserah' menjadi awal mula populernya tagar ini.
Tagar ini muncul sebagai bentuk kekecewaan tenaga medis dengan sikap masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai Covid-19.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Muchamad Nabil Haroen menanggapi kemunculan tagar ini.
Menurutnya dengan adanya tagar #IndonesiaTerserah, pemerintah dapat melakukan introspeksi akan kebijakan yang sudah ditetapkan.
Kebijakan antar Kementerian yang saling bertolak belakang dan tidak padu membuat masyarakat kecewa.
Peraturan PSBB dan kebijakan transportasi umum boleh beroperasi menjadi contoh buruknya komunikasi pemerintah.
"Pemerintah harus merapikan kembali kebijakan-kebijakan antar kementerian yang tidak terpadu. Ada beberapa kebijakan yang saling bertolak belakang, misalnya antara PSBB dengan kebijakan transportasi antar kawasan."
"Kebijakan-kebijakan yang tidak sinkron, menjadikan warga semakin bingung sekaligus kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Komunikasi mitigasi pandemi tidak komprehensif, dan fakta di lapangan menujukkan itu," ujarnya seperti rilis yang diterima Tribunnews.
Baca: Kasus Covid-19 Makin Naik, Praktisi Kesehatan Ingatkan Pemerintah Tidak Longarkan Tapi Ketatkan PSBB
Ia menjelaskan tagar ini merupakan suara masyarakat yang harus didengarkan pemerintah.
Selain itu, pemerintah harus memperhatikan perjuangan tenaga medis sebagai garda terdepan memerangi Covid-19.
Muchamad Nabil Haroen berharap perjuangan tenaga medis tidak sia-sia karena kebijakan pemerintah yang salah dalam menangani kasus Covid-19.
"Pemerintah harus menghargai perjuangan tenaga medis Indonesia, juga dukungan orang-orang yang selama ini diam di rumah untuk memutus mata rantai persebaran Covid19."
"Jadi jelas bahwa jangan sampai perjuangan panjang ini sia-sia, karena kebijakan yang salah sasaran dan komunikasi antar kementrian/antar pejabat yang tidak terpadu," imbuhnya.
Sementara itu, Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah, menilai tagar #IndonesiaTerserah adalah wujud rasa lelah para tenaga medis.
Baca: Aktivitas Ibu Kota Mulai Ramai, IDI Sarankan PSBB Jakarta Menerapkan Konsep Larangan Mudik
"Mungkin mereka lelah, lelah fisik dan psikologis sehingga membuat mereka merasa kecewa, sedih, kemudian mau marah, ini manusiawi namun mereka tidak bisa berkata-kata lagi," ungkap Hudaniah kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Selasa (19/5/2020).
Hudaniah menyebut, hal ini bukanlah wujud tenaga medis menyerah dari tugas yang mereka emban.
"Kalau saya menilai bukan menyerah dalam arti kemudian tidak melakukan apapun, tidak berusaha apapun, saya kira tidak," ujar Hudaniah.
"Para tenaga medis baik dokter maupun perawat saya kira sudah memiliki komitmen yang teruji," imbuhnya.
Hudaniah mengungkapkan, para tenaga medis baik dokter maupun perawat telah memiliki komitmen yang luar biasa.
"Tidak semua orang berani mengambil risiko apalagi tenaga medis yang tentu tahu risiko terinfeksi virus corona dibanding kita yang bukan tenaga medis," ungkapnya.
Ungkapan 'Indonesia Terserah' menurut Hudaniah diungkapkan para tenaga medis karena mereka tahu kondisi riil pasien corona.
"Mereka sudah menangani pasien di rumah sakit sekian lama," ujarnya.
Hudaniah menilai, munculnya kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa saja menjadi pemicu hal tersebut.
"Saat ini, ada istilah relaksasi atau kelonggaran dalam beberapa waktu terakhir. Inilah pemicunya, yang diketati saja korban sangat banyak, kemudian sekarang ada pelonggaran pelabuhan, bandara, dan adanya kerumunan lainnya," ujarnya.
(Tribunnews.com/Mohay/Gilang)