Selanjutnya, dikutip dari laman kemenag.go.id, para pakar astronomi dari Tim Falakiyah Kemenag, Cecep Nurwendaya mengungkapkan terkait hilal untuk penetapan Syawal 1441 H.
Ia menuturkan tidak ada ketampakan hilal awal Syawal 1441 H bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia.
Cecep menyampaikan, semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif.
Di mana berada di antara minus 5,29 derajat hingga minus 3,96 derajat.
"Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif antara minus 5,29 sampai dengan minus 3,96 derajat," ungkap Cecep dikutip dari kemenag.go.id.
"Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari," lanjutnya.
Pengamatan hilal penentuan awal Syawal 1441 H dilakukan di 80 titik di seluruh Indonesia.
Cecep menyampaikan, penetapan kali ini berdasarkan pada dua cara yakni hisab dan rukyat.
Proses hisab sendiri sudah ada dan dilakukan oleh sebagian besar ormas Islam.
“Saat ini, kita sedang melakukan proses rukyat, dan sedang menunggu hasilnya,” jelas Cecep dikutip dari kemenag.go.id.
Masih dikutip dari kemenag.go.id, posisi hilal awal Syawal 1441 H di Pelabuhan Ratu secara astronomis tinggi hilal minus 4,00 derajat.
Dengan jarak busur bulan dari matahari sebesar 5,36 derajat dan umur hilal minus 6 jam 55 menit 23 detik.
Padahal, kriteria imkanurrukyat adalah minimal tinggi hilal dua derajat, elongasi minimal 3 derajat, dan umur bulan minimal 8 jam setelah terjadi ijtima.
Sehingga sampai saat ini belum ada referensi pelaporan hilal apabila awal Syawal telah teramati di wilayah Indonesia.