TRIBUNNEWS.COM - Simak bacaan niat dan tata cara puasa syawal yang paling akhir dikerjakan pada 22 Juni 2020.
Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, puasa syawal dikerjakan selama 6 hari di bulan Syawal.
Dikutip dari buku Panduan Lengkap Ibadah Muslimah yang ditulis Ustaz M. Syukron Maksum, puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu.
Secara terminologi, puasa adalah menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat berpuasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Meski hukummnya sunnah, puasa syawal memiliki keutamaan dimana pahala puasa syawal seperti puasa sepanjang masa.
Hal itu berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW;
Abu Ayub menyatakan bahwa Rasullullah bersabda:," Siapa yang berpuasa bulan Ramadhan kemudian diikutinya dengan enam hari Syawal maka ia sepeti berpuasa sepanjang masa," (HR Muslim).
Baca: Niat Puasa Qadha & Golongan Orang yang Wajib Bayar Utang Puasa Ramadhan, Dilengkapi Doa Buka Puasa
Hal senada juga terungkap dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh jemaah adli hdis, kecuali Bukhari dan Nasai, dengan lafad senada dengan hadis di atas.
Untuk Anda yang hendak menjalankan puasa syawal, berikut waktu, bacaan niat hingga doa berbuka puasa:
Kapan Waktu Puasa Syawal
Puasa Syawal sudah bisa dikerjakan mulai tanggal 2 Syawal 1441 H atau Senin, 25 Mei 2020.
Paling lambat, puasa syawal dikerjakan akhir Syawal atau 30 Syawal 1441 H yang jatuh pada 22 Juni 2020.
Akan lebih baik, puasa Syawal dikerjakan di awal bulan Syawal karena bentuk menyegerakan kebaikan.
Tetapi jika tidak bisa, dikerjakan di akhir Syawal pun tidak masalah yang penting masih di bulan Syawal.
Hal ini berdasarkan penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dalam kitab Syarhul Mumti, dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, muhammadiyah.id
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah hari raya_idul Fithri (1 Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan.” (Syarhul Mumti’, 6: 465).
Niat Puasa 6 Hari Syawal
Berikut ini niat untuk puasa sunah di bulan Syawal :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Baca: Niat Puasa Ganti atau Qadha Ramadhan dan Doa Buka Puasa, Lengkap dengan Tulisan Arab serta Latin
Berikut ini niat puasa Syawal pada siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”
Tata Cara Puasa 6 Hari Syawal
Tata cara puasa 6 hari Syawal secara umum sama dengan puasa lainnya.
Puasa Syawal diawali dengan niat, makan sahur, dan kemudian berbuka puasa.
Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Sukabumi, ummi.ac.id, berikut ini tata cara dan ketentuan puasa Syawal:
1. Puasa Syawal dilakukan selama enam hari
Sebagaimana disebutkan dalam hadis, puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari.
Lafaz hadis di atas adalah:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Dari hadis tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).
2. Diutamakan dikerjakan berurutan
Puasa Syawal diutamakan agar dikerjakan secara berurutan.
Tetapi jika tak bisa dikerjakan berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah-pisah.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.”
3. Usahakan untuk Mengganti Utang Puasa Ramadhan Lebih Dulu
Jika Anda memiliki utang puasa Ramadhan, disarankan untuk menggantinya terlebih dulu (qodho' puasa).
Hal ini berdasarkan penjelasan Ibnu Hambali dalam kitab Lathoiful Ma’arif.
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).
Begitu pula beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho’nya sempurna, maka itu lebih baik. Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 392).
Doa Berbuka Puasa
Saat tiba berbuka puasa, dianjurkan untuk berdoa terlebih dahulu.
Berikut bacaan doa buka puasa yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW:
Lafadz Pertama,
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin.
Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.
Lafadz Kedua,
Selain doa buka puasa di atas, ada satu pendapat lainnya tentang doa buka puasa yang berasal dari hadis Rasulullah SAW yaitu sebagai berikut,
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
Artinya: Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki. (Hadits shahih, Riwayat Abu Daud: 2/306, no. 2357 dan selainnya; lihat Shahih al-Jami’: 4/209, no. 4678)
(Tribunnews.com/Daryono)