"Pas pamitan itu ternyata bawa gembok dan kuncinya. Saya tahunya pas mau kerja, semua nggak bisa keluar karena gerbang terkunci. Nggak ada yang masuk kerja karena menunggu gembok. Paginya bapak (Didi Kempot,-Red) datang lagi ngembaliin gembok dan kunci. Awalnya kenal bapak (Didi Kempot, Red) itu," ujar wanita yang kini tinggal di Ngawi, Jawa Timur.
Dari perkenalan itu, Saputri dan Didi Kempot kemudian menikah di tahun 1989.
Menurut cerita Paat, keduanya kemudian mengontrak di kawasan Kampung Duku.
Saputri pun mendampingi Didi Kempot di masa-masa sulit dan penuh perjuangan.
Dikutip dari Kompas.com yang mengutip keterangan Saputri di channel Youtube anak mendiang Mamiek Prakoso, Hatma Prakoso, Saputri menemani Didi Kempot mengamen dan juga menawarkan lagu-lagunya ke label musik.
“Berangkat jam tiga nunggu di studio, sampai jam 7 enggak dilihat (oleh label), akhirnya pulang. Jalan lagi, (pulangnya) naik bus gratis, kan Mas Didi pengamen,” kata Saputri.
Dari hal itu, Saputri melihat kerja keras Didi Kempot.
Sosok Sederhana
Meski sudah memiliki nama yang besar di kancah industri musik Tanah Air, Saputri menyebut bahwa mendiang Didi Kempot merupakan orang yang sederhana.
Sifat itu sudah ditanamkan oleh mendiang Didi Kempot sedari awal merintis karier hingga akhir hayatnya.
Tidak hanya itu, Didi Kempot juga sosok yang perhatian dengan keluarga.
“Dia sederhana banget. Tapi dia luar biasa, saya memandang beliau, saat dia pulang bawa (makanan) buat anak. Dia bawa tahu goreng, pas saya enggak punya, dia enggak punya. Momen gitu enggak dilupakan,” kata Saputri mengingat sosok Didi Kempot.
Cerita di Balik Lagu Layang Kangen
Saat Didi Kempot masih mengadu nasib, Saputri mengakui bahwa dia dan suami mesti berhubungan jarak jauh.