News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Saiq Aqil: Para Pelanggar Hukum Kebanyakan Bukan Alumni Pesantren

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam silaturrahim Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) NU sedunia secara daring, Selasa (19/5/2020).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdalatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siraj menjelaskan soal bagaimana peran pesantren di Indonesia, terlebih soal jelang dibukanya pendidikan selama new normal, tak terkecuali pesantren.

Menurut Said Aqil, pesantren berperan dalam melahirkan berbagai macam tokoh-tokoh besar yang meramaikan khazanah kehidupan di Indonesia.

Ada yang menjadi ulama, pengurus partai, pejabat negara, hingga aktivis, menurut Aqil kebanyakan berasal dari pesantren.

"Ketika mereka mendapatkan tugas di luar pesantren, tidak luntur dan tidak bergeser dari keyakinannya dulu. Jadi harus pertahankan," kata Said Aqil dalam Webinar Lakpesdam NU Se-Dunia, Sabtu (13/6/2020).

Baca: Pilkada di Tengah Pandemi Rawan Korupsi Hingga Makin Masifnya Politik Uang Berbalut Bansos

Said Aqil berani mengatakan bahwa lulusan pesantren tak menjadi orang-orang yang merugikan bagi banyak pihak.

"Kalau bahasa kampungnya beginilah, mari kita buktikan, kebanyakan yang menyimpang, yang melanggar hukum, yang korupsi, melanggar aturan, itu mayoritas bukan alumni pesantren. Bagaimanapun kalau alumni pesantren, masih ada rasa malu, risih, alergi, kalau ingin melakukan penyimpangan," lanjutnya.

Pesantren, dikatakan Said Aqil, masih mampu mendidik anak-anak didik atau santrinya dalam hal moral dan nurani.

"Insyaallah sampai akhir hayat alumni pesantren memiliki prinsip-prinsip yang mereka yakini tak mudah terpengaruh oleh gebyarnya harta, godaan-godaan hedonistik, ketamakan dan kerasukan," kata Said Aqil.

Dirinya meminta maaf jika pernyataan tersebut terkesan tendensius atau menghina salah satu pihak, tetapi hal tersebut diklaimnya sebagai fakta.

"Yang koruptor kebanyakan bukan alumni pesantren, pelangar HAM bukan alumni pesantren, yang pelanggar seksual juga bukan alumni pesantren. Pelaku-pelaku penyimpangan yang abnornal lah itu bukan dari sana," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini