News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pramono Edhie Wibowo Meninggal

Ucapan Duka Presiden Jokowi atas Meninggalnya Pramono Edhie Wibowo

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo diberangkatkan dari kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyampaikan dukacita mendalam atas berpulangnya Jenderal TNI (Purn.) Pramono Edhie Wibowo. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut berpulang di usianya yang ke-65.

"Atas nama pemerintah dan masyarakat, saya mengucapkan turut berdukacita yang mendalam atas berpulangnya ke hadirat Allah Swt. Bapak Jenderal TNI, Pramono Edhie Wibowo, di usia 65 tahun," ujar Presiden dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Minggu pagi, 14 Juni 2020.

Kepala Negara mendoakan agar arwah beliau dan segala amalannya diterima serta diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.

"Beliau adalah mantan KSAD, seorang prajurit TNI yang sangat baik, dan semoga arwahnya diterima di sisi Allah Swt., diberikan tempat yang terbaik, dan yang ditinggalkan diberikan kesabaran," tuturnya.

Almarhum Pramono Edhie Wibowo akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, hari Minggu, 14 Juni 2020.

Sosok Pramono Edhie

Jauh hari sebelum adik Ani Yudhoyono ini meninggal, ia sempat akan menjadi pendonor sumsum tulang belakang bagi sang kakak.

Diketahui, Ani Yudhoyono mengidap kanker darah dan sempat menjalani perawatan sejak Februari 2019.

Almarhumah istri SBY ini kemudian mengembuskan napas terakhirnya di National University Hospital, Singapura, pada 1 Juni 2019 pukul 11.50 waktu setempat.

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, alasan Pramono Edhie Wibowo bisa menjadi pendonor adalah karena ia memiliki delapan parameter yang dibutuhkan dokter.

Hal ini disampaikan oleh putra pertama SBY dan Ani Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, pada Maret 2019 lalu.

Baca: 8 Nama Calon Kuat Pengganti Idham Azis, Muncul Geng Solo, Geng Netral hingga Mantan Ajudan SBY

Baca: SBY Diundang Bahas Wacana Amandemen UUD 1945

Sebelumnya, semua anggota keluarga menjalani pemeriksaan dan tes darah untuk mencari jenis darah yang dibutuhkan tim dokter.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Jafar Hafsah, Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Ketua Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Roy Suryo, saat jumpa pers terkait pelaksanaan Pilkada Serentak di Jakarta Pusat, Rabu (9/12/2015). Demokrat menilai secara umum pelaksaan Pilkada serentak berlangsung aman dan lancar namun masih ditemukan tindak kecurangan yang dilakukan pasangan calon. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Namun, delapan parameter yang dibutuhkan tim dokter, hanya ada di Pramono Edhie Wibowo.

Sementara anggota keluarga lainnya hanya memenuhi empat parameter.

"Yang pasti, delapan parameter darah yang dibutuhkan dokter ada di adik Ibu Ani Yudhoyono."

"Kami bersyukur karena tidak sampai mencari ke mana-mana, bahkan sampai ke seluruh dunia," jelas AHY.

Baca: Lama Tak Ada Kabar hingga Tak Tampak di Peringatan Setahun Ani Yudhoyono, SBY Bagikan Kabar Duka

Baca: Banyak yang Tanyakan Kabar SBY, Agus Harimurti Yudhoyono: Alhamdulillah Sehat dan Masih Beraktivitas

"Delapan parameter dibutuhkan dokter ternyata ada semua di Pramono Edhie Wibowo."

"Keluarga yang lain mungkin hanya memenuhi empat parameter," imbuh dia.

Namun, belum sempat hal itu terwujud, Ani Yudhoyono meninggal dunia.

Gagalnya Pramono Edhie Wibowo jadi pendonor sumsum tulang belakang sang kakak diungkapkan oleh Terawan Agus Putranto.

Terawan yang saat itu menjabat sebagai dokter kepresidenan, menjelaskan proses donor gagal karena perjalanan penyakit Ani Yudhoyono.

Foto Anggota Dewan Pembina dan Peserta Konvensi Partai Demokrat (PD) Pramono Edhie Wibowo, ditemani Juru Bicara PD Ruhut Sitompul saat bincang-bincang dengan Wartawan di Posko Pemenangan, Jalan Diponegoro 43, Jakarta, Senin (14/4/2014). (Tribunnews.com/Andri Malau) (Tribunnews.com/Andri Malau/Andri Malau)

Baca: SBY Ikut Beri Respons Terkait Rusuh di Amerika Serikat: Apa yang Sesungguhnya Terjadi?

Baca: Aliya Rajasa Kenang Momen dengan Ani Yudhoyono di Istana, Setahun sudah Kepergian Ibu Mertua

"Itu semua karena menyangkut perjalanan terapi dan perjalanan penyakitnya," terang Terawan, dilansir TribunWow pada 2 Juni 2019.

"Kalau perencanaannya sesuai artinya sesuai dengan schedule, jadwal yang baik ya tentunya itu bisa diberikan donornya."

"Namun perjalan penyakit yang tidak memungkinkan untuk dilangsungkan pendonoran," tandas dia.

Mengutip Wikipedia, Pramono Edhie Wibowo lahir di Magelang pada 5 Mei 1955.

Ia merupakan adik dari istri SBY, Ani Yudhoyono atau Kristiani Herawati Yudhoyono.

Baca: Didatangi Lewat Mimpi, AHY Langsung Laksakan Pesan Ani Yudhoyono Tepat 1 Tahun Kepergiannya

Baca: Setahun Berpulang, Ani Yudhoyono Datangi Agus Yudhoyono Lewat Mimpi, Memo Ungkap Permintaan Ini

Pramono Edhie Wibowo menyelesaikan pendidikan militernya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 1980.

Kemudian ia melanjutkan Sekolah Staf dan Komanda Angkatan Darat (Sesko AD).

Lulus dari Sesko AD pada 1995, ia menempuh studi di Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI).

Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI George Toisutta pada 2011.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Chaerul Umam, TribunWow.com/Tiffany Marantika, Kompas.com/Achmad Faizal)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini