Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang anggota TNI AD, Serda Saputra, tewas ditusuk oknum TNI AL saat bertugas mengamankan lokasi karantina pekerja migran yang baru kembali ke Tanah Air di Hotel Mercure Batavia, Tambora, Jakarta Barat.
Akibat hal ini KSAD meminta Polisi Militer AD mengusut tuntas tewasnya prajurit TNI AD tersebut.
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya mengatakan peristiwa kekerasan yang berujung kematian terhadap anggota TNI AD ini harus ditanggapi serius oleh institusi TNI.
Baca: Komnas HAM Minta Presiden Tarik Rancangan Perpres Pelibatan TNI untuk Tangani Teroris
Menurutnya kasus-kasus serupa yang pernah terjadi selama ini menguap tanpa diketahui bagaimana akhirnya oleh publik.
Dia mendorong peristiwa yang terjadi saat ini dijadikan momen menunjukan langkah-langkah reformasi yang telah diambil institusi TNI.
Baca: Anggota TNI AD Tewas Ditusuk di Tambora, KSAD: Proses Hukum Sampai Tuntas
“Seorang prajurit dalam bertugas tentu selalu jelas instruksi dan komandonya. Kalau ada anggota TNI yang sedang bertugas lalu menjadi korban pembunuhan seperti ini jadi jelas siapa yang harus dikejar sebagai penanggung jawab,” katanya kepada wartawan, Kamis (25/6/2020).
Politikus Partai NasDem ini menegaskan peristiwa yang terjadi di Tambora harus benar-benar diusut hingga tuntas dan jelas.
Dia mendesak Panglima TNI untuk mendorong proses pemeriksaan yang dilakukan Polisi Militer dilakukan secara transparan dan menyasar hingga bukan hanya kepada pelaku melainkan juga kepada semua pihak yang bertanggung jawab.
Baca: Anggota TNI AD Gugur dalam Misi Perdamaian di Kongo, Serma Rama Wahyudi Sosok Prajurit Terbaik
“Pembunuhan di Tambora ini harus tuntas mengungkap bagaimana seorang TNI AD bisa bertugas di pengamanan lokasi karantina pekerja migran itu. Siapapun yang terlibat mulai dari yang memberi perintah tugas, pelaku dari TNI AL hingga dugaan orang sipil yang terlibat. Kalau ini peristiwa hukum sipil, maka harus diselesaikan dalam peradilan umum,” ucap Willy.
Willy menambahkan, reformasi TNI yang sudah bergulir harus terus di evaluasi dan diperbaiki. Menurutnya kesejahteraan TNI perlahan namun pasti harus terus ditingkatkan agar mental tangguh prajurit terus terpelihara dalam setiap penugasan negara.
“Setiap penugasan militer dalam perang maupun diluar perang sudah ada ketentuan tegas yang mengaturnya. Tidak ada penugasan yang bisa dilakukan diluar ketentuan yang ada," katanya.
Namun demikian kita juga memahami bahwa kesejahteraan prajurit TNI sampai saat ini masih jauh dari cukup, apalagi jika sudah berkeluarga. Ini yang harus sama-sama kita pikirkan. TNI harus disejahterakan agar semangat juang mereka terus terpelihara dan tidak dipusingkan dengan tuntutan kebutuhan dasar yang belum tercukupi,” imbuhnya.
Menanggapi reaksi KSAD Jenderal Andhika Perkasa atas terbunuhnya anggota TNI AD, Willy mendorong agar panglima benar-benar memperhatikan perkembangan situasi yang terjadi.
Dia mendukung apabila Panglima TNI mengungkap secara transparan peristiwa yang terjadi di Tambora dan menindak pihak militer yang terlibat didalamnya.
“Panglima TNI saya kira harus mengungkap secara transparan karena peristiwa ini sudah melibatkan dua matra berbeda di TNI. Apalagi oknum yang diduga menjadi pelaku adalah perwira pertama dari matra elit TNI AL. Ini harus selesai dengan cara yang adil dan transparan,” pungkasnya.