Jenazah yang sempat tertukar saat dikebumikan di Kompleks Pemakaman Pagesangan, Jambangan, dipastikan pihak anggota keluarga meninggal karena serangan jantung.
Anak SH, yang berinisial SS, mengungkapkan bahwa ayahandanya itu meninggal dunia karena penyakit jantung yang telah diidap beberapa tahun lalu.
Sempat menjalani perawatan disebuah rumah sakit di Jalan A Yani, Wonokromo, Surabaya, pada Selasa (23/6/2020) malam.
Namun dalam hitungan menit, ternyata penyakitnya makin parah dan nyawa ayahandanya tak tertolong.
"Sakit jantung, meninggal dunia belum ada jam 22.00 WIB, ya sekitar jam 21.30 WIB," ujar wanita berkerudung itu saat ditemui Tribunjatim.com seusai prosesi pemakaman.
Sementara itu, kerabat atau sepupu SH, Amir Machmudi (53) menuturkan, pada Selasa (23/6/2020) malam, SH sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya, bahwa merasa tidak enak badannya.
SH sempat ragu untuk dirujuk ke rumah sakit, karena pertimbangan ini dan itu, yang enggan disampaikan Amir.
Namun karena tensi darahnya terus meninggi, lalu tubuhnya makin meriang. SH akhirnya mengiyakan ajakan sanak familinya untuk dirujuk ke sebuah rumah sakit di Jalan A Yani, Wonokromo, Surabaya.
"Itu cuma sebentar aja. Itu tensinya sudah tinggi. Sebenarnya, jadi badannya gak enak, minta di RS, lama lama dia gak enak, daripada salah akhirnya ke RS," ujar pria berkacamata itu pada Tribunjatim.com di lokasi pemakaman.
Sekira pukul 21.00 WIB, SH tibalah di sebuah ruang perawatan di rumah sakit tersebut, setelah diantar menggunakan sarana transportasi taksi online.
Belum sempat diberi penanganan medis secara kontinyu, ternyata selang 30 menit kemudian, SH mengembuskan nafas terakhir.
"Jadi kita cuma datang, belum sempat infus, tapi sempat buang air, begitu ditinggal ambil infus, 'lho kung kok turu'. Baru dipanggil perawat, ternyata enggak ada," pungkasnya.
4. Pihak RS meyakini ada gejala Covid-19
Direktur RSI Surabaya Ahmad Yani, dr Samsul Arifin tak menampik jikalau SH meninggal dunia karena serangan jantung yang dialaminya, pada Selasa (23/6/2020) malam.