News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemendikbud Minta Guru Tanamkan Soft Skill Kepada Siswa Agar Tidak Tergantikan Teknologi Canggih

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril meminta para tenaga kependidikan untuk menanamkan beberapa kemampuan kepada siswa agar memiliki daya saing.

Menurut Iwan, dibutuhkan kemampuan literasi, numerasi, dan soft skill pada siswa agar memiliki kemampuan bersaing.

"Jadi literasi, numerasi, dan soft skill karakter itu adalah hal yang akan membawa kita untuk terus maju dan bisa berkompetisi secara global," ujar Iwan dalam diskusi Webinar Dirjen GTK, Senin (29/6/2020).

Baca: Kemendikbud: Program Kampus Merdeka Perkuat Hubungan Kampus dan Dunia Kerja

Menurut Iwan, kemampuan-kemampuan tersebut harus dimiliki oleh para siswa untuk menghadapi masa depan.

Dinamika perkembangan zaman, menurut Iwan harus dihadapi dengan peningkatan daya saing.

Kemampuan tersebut harus dimiliki agar tenaga kerja tidak tergantikan oleh teknologi canggih.

Baca: Kemendikbud Luncurkan Rekam Pandemi, Dokumentasi Perubahan Sosial Akibat Covid-19

"Nanti di abad ke-21 bidang pekerjaan itu sangat dinamis. Kalau kita hanya satu bidang saja itu bisa jadi bidang-bidang tersebut akan tergantikan oleh teknologi yang semakin canggih," ucap Iwan.

Iwan mengatakan guru juga harus selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran demi menanamkan kemampuan-kemampuan tersebut.

"Jadi dibutuhkan kemampuan untuk belajar terus menerus dan mungkin bidang yang terus berpindah. Sehingga kita harus dituntut betul-betul kuat untuk bisa menghadapi itu," kata Iwan.

Penghapusan ujian nasional menurut Iwan adalah salah satu langkah untuk menanamkan kemampuan literasi, numerasi dan soft skill.

Kepala Sekolah SMK Harus Tingkatkan Kerja Sama Dengan Dunia Usaha

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meminta kepala sekolah SMK mengembangkan peluang kerja sama dengan industri dan dunia kerja.

Dirinya meminta guru dan instruktur harus mau berlatih dan meningkatkan kompetensinya agar bisa relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan industri dan dunia kerja.

"Jadi penting sekali Kepala, Guru, Instruktur SMK terbuka pada perubahan, dan melihat peluang perubahan," ujar Nadiem Makarim melalui keterangan tertulis, Senin (29/6/2020).

Baca: Beredar Isu  Pelajaran Agama Akan Dilebur dengan PPKN, Nadiem Makarim: Masih Stand Alone

Ia berharap dalam lima tahun mendatang SMK banyak diminati masyarakat.

Mantan CEO Gojek ini mengajak para kepala sekolah dan guru SMK agar mempersiapkan diri dalam meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri.

"Harapan saya, Pendidikan Vokasi Indonesia menjadi semakin mumpuni, semakin kuat dan akan menghasilkan talenta-talenta Indonesia yang berdaya saing dan berkualitas tinggi, menjadi daya dorong kemajuan bangsa, menguatkan Indonesia," kata Nadiem Makarim.

Baca: Nadiem Bantah Ada Upaya Gabungkan Pelajaran Agama dengan PPKN

Menurut Nadiem, Ditjen Pendidikan Vokasi harus memiliki paket pernikahan massal yang dapat diterapkan oleh seluruh SMK.

Paket pertama adalah penyusunan kurikulum bersama industri di mana materi pelatihan dan sertifikasi di industri masuk resmi ke dalam kurikulum di sekolah.

Kedua, guru tamu dari industri rutin mengajar di sekolah.

Ketiga, program magang yang terstruktur dan dikelola bersama dengan baik.

Baca: Alasan Mendikbud Nadiem Alokasikan Dana BOS untuk Sekolah Swasta

Keempat, komitmen kuat dan resmi pihak industri menyerap lulusan. 

Kelima, program beasiswa dan ikatan dinas bagi siswa.

Keenam, jembatan program di mana pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri yang diperlukan kepada para guru, sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh pihak industri.

Ketujuh, sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh sekolah bersama industri.

Kedelapan, riset bersama yaitu riset terapan dengan guru yang berasal dari kasus nyata di industri.

Kesembilan, berbagai kegiatan atau program 'pernikahan' lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini