TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Posisi strategis perguruan tinggi merupakan pilar penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan inovatif serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencetak generasi muda produktif dan kompetitif yang selalu berjuang untuk kemanusiaan dan kemajuan Indonesia.
Demikian disampaikan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) – Konvensi Kampus XVI dan Temu Tahunan XXII, Sabtu (4/7/2020).
Untuk itu, Presiden berharap para pemangku kebijakan dapat melakukan perubahan-perubahan dengan mengembangkan cara-cara dan strategi baru yang optimal.
“Tugas mulia ini tidak bisa hanya dilakukan dengan rutinitas dan cara-cara biasa, apalagi hanya disibukkan dengan administrasi. Kesempatan kita sangat sempit,” disampaikan Presiden Joko Widodo melalui video virtual di Istana Bogor.
Presiden juga mengajak para pemimpin perguruan tinggi untuk lebih aktif meningkatkan kerja sama dengan industri termasuk dengan kawasan industri terdekat.
Baca: Di 39 SMA/SMK Kota Sukabumi, Kegiatan Belajar Dengan Tatap Muka, Ratusan Guru Akan Rapid Test
Baca: Presiden Minta Rektor Fasilitasi Mahasiswanya Belajar dengan Pelaku Industri dan Praktisi
Baca: Rangkuman Materi TVRI Belajar dari Rumah Sabtu, 4 Juli 2020, Podbox: Musik Folk Kini
Tidak hanya mendapatkan pengalaman bekerja bagi mahasiswa, tetapi bekerja sama untuk penelitian, pengembangan teknologi, pengembangan ilmu murni serta riset dan pengembangan di dunia industri.
“Jika ada kawasan industri terdekat ajak segera bekerja sama. Buka fakultas atau departemen atau program studi yang karakter keilmuannya dekat dengan jenis industri di kawasan tersebut,” tegas Presiden.
Pada kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan pentingnya memerdekakan mahasiswa agar bisa belajar kepada siapa saja sehingga mahasiswa bisa menangkap perubahan terhadap perubahan dunia yang dinamis.
“Fasilitasi mahasiswa agar bisa belajar pada siapa saja. Mahasiswa tidak hanya belajar kepada dosen, tetapi mahasiswa juga belajar kepada pelaku industri, kepada wirausahawan, kepada praktisi pemerintahan, kepada praktisi hukum dan kepada para pelaku lapangan lainnya.
Sejalan dengan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengajak para rektor Indonesia mengoptimalkan program Merdeka Belajar Episode 2 yaitu Kampus Merdeka dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 demi terwujudnya SDM Unggul dan Indonesia Maju.
“Melalui program ini, terbuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan passion dan cita-citanya. Mari kita optimalkan kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi,” demikian disampaikan Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim saat menjadi narasumber pada Konferensi FRI 2020.
“Profil pelajar Pancasila yang berketuhanan dan berakhlak mulia, dengan kebhinnekaan global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri merupakan ciri pelajar unggul untuk masa depan bangsa,” ditambahkan Mendikbud.
Kepada para pemangku kepentingan dan pengelola pendidikan tinggi, Mendikbud mengimbau untuk membangun sistem pendidikan yang lebih adaptif.
Inovasi dan penyesuaian-penyesuaian yang berkaitan dengan mekanisme manajemen perguruan tinggi saat ini sangat penting dilakukan.