TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Wakil Presiden KH Maruf Amin mengungkapkan, dirinya mengalami perubahan saat menjalan tugas-tugas pemerintahan, membantu Presiden Jokowi. Selama pandemi Covid-19, KH Ma'ruf menuturkan, lebih banyak melakukan video conference melalui online.
"Kalau dulu, kita sidang kabinet di istana. Di Istana Bogor, maupun di Istana Jakarta. Selama pandemi, kita video conference melalui online. Sebelumnya, selalu tatap muka. Itu kebiasaan baru," Wapres KH Maruf menuturkan saat bincang khusus dengan Febby Mahendra Putra, News Director Tribun Network di rumah dinasnya, di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2020).
"Tidak lagi ada kunjungan, kita monitor laporan-laporan dari berbagai daerah. Kalaupun juga ada kunjungan lewat video conference, misal dengan gubernur," lanjutnya.
Wapres tak memungkiri, saat sebelum dan setelah pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, bisa melakukan kunjungan secara langsung, namun kini hanya bisa menerima laporan.
Baca: Dampingi Wapres, Mendikbud Tinjau Kesiapan Sekolah Gelar Pembelajaran di Masa New Normal
"Selama empat bulan juga saya tidak keluar rumah. Saya hanya melihat di Gugus Tugas Covid-19, BNPB, untuk melihat di awal-awal itu bagaimana persiapan dalam rangka menghadapi penanggulangan Covid," ungkap wapres.
"Kalau dulu saya ada kadang-kadang ke pesantren. Selama empat bulan, sama sekali tidak ada," kata dia.
Baca: Wapres Maruf Amin: Generasi Milenial Rawan Terpapar Narkoba
Yang terbaru Wapres KH Ma'ruf Amin melakukan kunjungan ke Sukabumi Jawa Barat. Sukabumi masuk dalam kategori hijau. Dalam kunjungannya, wapres meninjau pembukaan sekolah disana. Melihat secara langsung inovasi, termasuk persiapan yang dilakukan saat kunjungan.
KH Maruf Amin bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meninjau persiapan sekolah menuju tatanan kebiasaan baru. Peninjauan tersebut dilaksanakan di SMA Negeri 4, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (8/7/2020) lalu.
"Selain memakai masker, face shield, juga ada kotak pakai plastik siswa.Siswanya dibagi tiga. Kalau Kemendikbud, kan boleh dibagi dua, itu dibagi tiga shift untuk menjaga physical distancing, itu inovasi bagus, inovasi baru," wapres menceritakan tentang saat kunjungannya ke Sukabumi.
KH Maruf Amin dalam kunjungannya juga sempat menyambangi beberapa pesantren. Melihat secara langsung pondok pesantren menerima para santrinya. "Kan harus ada penyemprotan, disinfektan, mereka juga bersiap untuk cuci tangan," ujarnya.
Baca: KPU: Jokowi-Maruf Amin Terpilih Sebagai Presiden-Wakil Presiden secara Konstitusional
"Ada program kita membantu mereka menyediakan Rp 2,6 triliun, membantu pesantren. Di samping itu juga ada bantuan dari PUPR untuk membantu tempat wudhu, cuci tangan, MCK," katanya lagi.
Dalam kesempatan wawancara khusus itu, KH Maruf Amin juga menganggapi Provinsi Jawa Timur yang hingga kini tercatat paling banyak penderita Covid-19. Menurutnya, perlu banyak jurus untuk bisa menekan agar penderita Covid-19 di Jawa Timur tidak bertambah banyak dan perlu melibatkan peran para ulama dan kyai.
Baca: Menko PMK Pastikan Harga Rapid Test Buatan Dalam Negeri Lebih Murah Dibanding Produk Impor
"Ya kan kuncinya memang harus ada (peran ulama dan kiai). Pandemi ini, saya bilang genit sekali kecepatannya. Karena itu harus punya jurus-jurus yang banyak. Harus ada inovasi, harus juga membangun kolaborasi, dan harus juga ada komunikasi," harap wapres.
Baca: Kaleidoskop 2019, 5 Fakta Menarik Nyonya Wakil Presiden, Istri KH Maruf Amin yang Beda 31 Tahun
"Jangan satu sama lain justru tidak membangun kolaborasi yang baik, dan koordinasi. Karena itu memang kunci, kalau dilakukan dengan betul inovasi, kolaborasi, komunikasi, dan koordinasi yang baik. Saya kira itu bisa menekan. Waktu dalam haul, saya juga menyampaikan secara virtual, saya minta ulama ini tanggungjawab ikut berperan," lanjutnya.