"Enggak bisa lagi kita mengharapkan investasi, swasta, enggak."
"Karena ini munculnya memang harus dari belanja pemerintah," imbuhnya.
Baca: Jokowi Siapkan Inpres untuk Payung Hukum Kepala Daerah Berikan Sanksi: Agar Masyarakat Taat
Jokowi mengatakan, pada kuartal pertama 2020, ekonomi RI masih tumbuh di angka 2,97 persen, turun dari kisaran 5 persen.
Pada kuartal kedua ini, Jokowi mengaku sudah menerima prediksi, ekonomi akan minus 4,3 persen.
Untuk itu, pada kuartal ketiga bulan Juli, Agustus, dan September, Jokowi menyebut merupakan momentum yang tepat untuk menggenjot perekonomian.
"Kalau kita enggak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa, sudah."
"Harapan kita hanya ada di kuartal ketiga, Juli, Agustus, dan September," kata Jokowi.
Prediksi Jokowi soal puncak Covid-19
Sebelumnya, Presiden memprediksi puncak penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Pihaknya menuturkan, puncak pandemi akan terjadi pada Agustus dan September 2020.
Hal itu disampaikan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (13/7/2020).
"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Presiden.
Namun menurutnya, prediksi tersebut bisa saja berubah.
Terlebih, bila tidak ada langkah antisipasi yang tepat dalam penanggulangan Covid-19.
Baca: Presiden Jokowi Minta Semua Kepala Daerah Ganti Budaya Kerja Bertele-tele
Pasalnya, di beberapa daerah, angka kenaikan Covid-19 yang sudah mulai melandai justru kembali melonjak.
Seperti yang dialami oleh DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Oleh sebab itu, pengendalian kasus Covid-19 bergantung pada kinerja jajarannya.
Jokowi menuturkan, pihaknya terus mengingatkan agar para menteri lebih bekerja keras.
"Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda."
"Oleh sebab itu saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," katanya.
(Tribunnews.com/Maliana)