TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan bergerak cepat membantu rakyat yang menjadi korban bencana tanah longsor di Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
"PDI Perjuangan sejak tahun 2010 telah memiliki Badan Penanggulangan Bencana (Baguna). Seluruh tim sudah dilatih Basarnas dan BNPB serta BMKG. Melalui Baguna seluruh gerak kemanusiaan Partai di kedepankan. Sebab politik itu membumi dan menyatu dengan seluruh kehidupan rakyat," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kamis (15/7/2020).
Menurut dia, sejak kemarin, Baguna Propinsi Sulsel dipimpin Ketua DPD Partai, Andi Ridwan Wittiri bersama Kepala Baguna Evi Wulandari terus berkoordinasi membantu masyarakat. Bahkan, hari ini dirinya sudah melakukan teleconference dengan seluruh jajaran
"Ini bencana alam yang dahyat dan kami percaya Presiden Jokowi dan Mensos Ari Batubara akan bertindak cepat membantu rakyat. Ketua DPP PDIP Bidang Sosial dan Bencana Alam, Ribka Ciptaning dan Wasekjen PDIP Bidang Kerakyatan, Sadar Restu telah melakukan langkah koordinasi dan siap melakukan mobilisasi tim Baguna Pusat," ungkap Hasto.
Baca: BNPB Mencatat 21 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Luwu Utara
Menurut dia, apa yang terjadi semakin menyadarkan kita betapa pentingnya menjaga lingkungan.
Pelarangan penebangan hutan bersifat wajib, demikian pula kegiatan pertambangan harus memerhatikan kelestarian lingkungan.
"Berdasarkan laporan Baguna Sulsel, tanah longsor di Luwu Utara akibat pembalakan liar. Untuk itu aparat kepolisian harus bertindak tegas," tukasnya.
Menurut dia, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun juga sudah memberikan instruksi untuk bergerak membantu masyarakat di sana.
"Rakyat tidak boleh menjadi korban. Ketua Umum PDI Perjuangan telah menginstruksikan seluruh kader Partai di Sulsel untuk bergotong royong. Prioritaskan bantuan untuk Ibu-Ibu dan anak-anak Balita. Dapur Umum disiagakan. Bantu rakyat tanpa membeda-bedakan pilihan politiknya," pungkasnya.
Sebelumnya, Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, hingga Rabu sore (15/7/2020), korban meninggal akibat banjir bandang Luwu Utara menjadi 21 orang.
"Selain korban jiwa, tim SAR gabungan masih terus mencari korban yang hilang," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
Dia menyebutkan, dampak dari bencana teridentifikasi di enam kecamatan, yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. Dan Lebih dari 1.500 warga berhasil diselamatkan oleh petugas di lapangan serta korban luka telah mendapat perawatan di beberapa rumah sakit.
Selain itu, Raditya menyampaikan berdasarkan laporan BPBD, akibat banjir bandang tersebut dilaporkan sebanyak 156 KK (655 jiwa) mengungsi dan 4.202 KK (15.994 jiwa) terdampak.
"Sedangkan kerugian material tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, 1 Kantor koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 meter, jembatan antar desa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 meter," tuturnya.
Hingga saat ini, katanya, BPBD Kabupaten Luwu Utara dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat seperti evakuasi, pencarian korban, kaji cepat kebutuhan, penanganan penyintas, dan operasional pos komando.
"Kita juga telah menurunkan empat alat berat berupa eksavator untuk membersihkan lumpur di Kecamatan Masamba, dan 6 unit lainya di Kecamatan Baebunta," terangnya.