News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Cerita Jaksa Agung Diprotes Cucu Hingga Tidur Sehari Empat Jam

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jaksa Agung RI Sanitiar Burhanuddin berbincang dengan kru redaksi Tribunnews di Kantor Kejagung, Jakarta, Senin (20/7/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Menjadi seorang jaksa agung membuat Sanitiar (ST) Burhanuddin kehabisan waktu bersama keluarga. Membuat pria kelahiran 17 Juli 1954 ini diprotes oleh sang cucu.

Burhanuddin memiliki jadwal yang padat.Pria yang mengenakan kemeja putih ini, menerima wawancara khusus bersama Tribun Network. Wawancara berlangsung tak lebih dari 30 menit. Ia harus ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca: Jaksa Agung Resmikan Command Centre Kejaksaan dan Sejumlah Sistem Aplikasi Digital

Menjadi seorang jaksa agung, membuat Burhanuddin harus merelakan waktunya bersama keluarga. "Cucu saya protes karena jarang jalan bersama. Tapi ini (menjadi jaksa agung) adalah tugas negara," ujar Burhanuddin kepada Tribun Network.

Tak hanya itu, jam tidurnya pun kini berkurang. Setiap hari, cerita Burhanuddin, ia hanya tidur 4 jam. Karena harus begadang setiap harinya. Berikut cerita Burhanuddin kepada Tribun Network:

Hampir satu tahun lebih di kabinet membantu presiden, apa yang bapak rasakan? 
Suatu beban berat, saya harus mengembalikan citra organisasi ini. Saya sadar masyarakat sudah banyak berkurang rasa percayanya kepada Kejaksaan.

Baca: Jaksa Agung Larang Jajarannya Bergaya Hidup Mewah, Bakal Ditegur: Gaji Jaksa Berapa Sih?

Yang berat adalah bagaimana saya mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kejaksaan, itu yang selalu menjadi pikiran saya. 

Berarti itu target, lalu kasus-kasus besar yang harus diketahui publik apa saja?
Kalau sebenarnya bukan target, kami tidak menggunakan target. Karena saya akan menyeimbangkan antara pencegahan dan penindakan, antara preventif dan taking action adalah seimbang.

Jaksa Agung RI Sanitiar Burhanuddin (kanan) bertukar cindera mata dengan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat (kiri) berbincang dengan kru redaksi Tribunnews di Kantor Kejagung, Jakarta, Senin (20/7/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Dan utamanya sebetulnya saya ingin yang kuropsi itu sedikit. Tetapi kan kenapa korupsi ini selalu banyak terus? harus kita cari akar permasalahannya kenapa. Itu yang utama. Kalau kita sikat terus sikat terus tapi akar permasalahan kenapa adanya korupsi? kenapa terjadinya korupsi? itu yang akan kita cari dan kita cegah. 

Itu yang kemudian ada benang merah terkait imbauan Anda, meminta korps Adhyaksa untuk tidak hidup bermewah-mewah? 
Iya pasti, kalau hidup mewah-mewah sudah tidak seharusnya. Gaji jaksa berapa sih bisa hidup mewah-mewah, kalau ada jaksa hidup mewah akan saya tanyakan dari mana duitnya.Kecuali mungkin karena warisan, kalau saya memang orang kampung, tidak punya warisan. Tapi kita akan pertanyakan kenapa.

Tapi kan bisa dihitung, misal seorang jaksa punya mobil harga sekian, berapa sih gajinya? dan saya menganjurkan buat teman-teman, kalau seandainya punya warisan atau tidak, tolonglah jangan terus pamer. Apalagi dalam kondisi masyarakat yang sekarang, ekonomi lagi turun, ya harus empati sedikitlah. 

Sudah berapa jaksa yang bapak tindak tegas misalnya? 
Untuk jaksa yang ditindak tegas di jaman saya itu yang kita masukan pengadilan itu ada sekitar empat lah.

Baca: Jaksa Agung Menilai OJK Gagal Mengawasi Jiwasraya

Terus yang Kejari, sebagai Kejari dia tidak bisa mengawasi ke bawah, atau bahkan Kejarinya ikut-ikutan, di daerah ada satu, di Jakarta juga satu Kejari, karena aksinya saya pindahkan. Kemudian di Lampung ada satu, Kejari dan kasi-kasinya saya pindahkan. 

Itu dipindahkan? 
Iya, itu dipindahkan. Kita akan tindak dulu, tapi kalau nanti tidak bisa dipindah ya kita binasakan lah (tertawa).

Pola hidup yang berubah setelah di kabinet? 
Perubahan yang paling pertama protes dari cucu. Bahwa ke mana-mana, cucu itu kan manggil saya ayah, sekarang ayah sulit untuk jalan bersama. Itu yang pertama. Yang kedua ayah waktunya habis, dulu itu kita ketemu dengan cucu itu satu Minggu sekali. Itu yang diprotes.

Dan memang kita habis waktu, tapi karena ini untuk bangsa dan negara, kita coba mengerti karena cucu masih kecil-kecil. 

Baca: Diduga Ada Orang Besar yang Lindungi Djoko Tjandra, Jaksa Agung: Asal Ada Fakta Saya Tidak Takut

Tidur satu hari empat jam. Saya tidur jam 11, 12, jam tiga sudah bangun, ada tugas lain, salat. Tidak ada weekend buat keluarga selama jadi Jaksa Agung, bahkan hari Sabtu pun kita Vicon untuk rapat virtual.

Rapat-rapat virtual, kadang kita mau ke Bandung, kadang-kadang bawa tim dari Kejagung untuk ikut karena takut kalau tiba-tiba ada rapat. Karena selalu mendadak, tapi kan ini demi bangsa dan negara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini