Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai berangsur membaik.
Sejumlah kelurahan yang semula berstatus zona merah Corona, kini berangsur turun level menjadi zona kuning, oranye dan hijau.
Kapolres Kota Mataram, Komisaris Besar Guntur Herditrianto, mengatakan Lomba Kampung Sehat Nurut Tatanan Baru (NTB) memberi dampak positif bagi kondisi pandemi Covid-19 di Kota Mataram.
Baca: Tak Ada Lagi yang 0 Kasus, Seluruh Kelurahan di Jakarta Masuk Zona Merah Covid-19
"Secara umum di NTB ini Mataram termasuk yang paling tinggi. Untuk di Mataram sendiri, berdasarkan persentase sistem luasan zona ini merah cukup dominan sekali. Kalau sekarang, kalau saya lihat merah tetap ada, masih di beberapa wilayah, cuma tidak seperti sebelumnya," kata dia, dalam keterangannya, Senin (27/7/2020).
Dia menjelaskan, situasi wabah Corona saat ini di Mataram, di mana sebelumnya dari 50 kelurahan, ada 50 persen yang berstatus zona merah. Kini hanya tinggal 13 kelurahan yang berstatus zona merah.
Pada saat ini, ada penurunan ke zona orange dan kuning. Sekarang di Mataram sudah ada yang zona hijau. Lomba Kampung Sehat membuat masyarakat semakin terpacu untuk berupaya memenangkan lomba.
"Kurang lebih satu bulan Lomba Kampung Sehat Nurut Tatanan Baru ini dilaunching oleh Bapak Kapolda. Contoh yang merah di tingkat kelurahan ada 50 kelurahan, yang ada sebelumnya kurang lebih di atas 50 persen zona merah. Sekarang 13 wilayah zona merah, sisanya ke orange, kuning bahkan ada 3 wilayah ditetapkan sudah zona hijau," tuturnya.
Baca: Menko PMK Jelaskan Prosedur Penanganan Covid-19 Zona Merah
Menurut dia, para tokoh masyarakat serius menyehatkan masing-masing lingkungan. Para tokoh masyarakat, meminta musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) untuk mengakomodir deklarasi melawan COVID-19.
"Ini antusiasme besar sekali, bagaimana menjadi terbaik dalam rangka meningkatkan protokol kesehatan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Bahkan ada beberapa wilayah menggelorakan deklarasi. Jadi kecamatan masing-masing berupaya menghijaukan wilayahnya bersama masyarakat dan tokoh. Terutama di wilayah Ampenan, Gunung Sari dan Cakra," jelas Kombes Guntur.
Agar deklarasi itu tak sekadar seremonial, sambung Kombes Guntur, pihaknya bersama TNI dan Pemkot Mataram melakukan pemantauan dan pengawasan ketat terhadap masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas.
Kombes Guntur mengatakan hal sederhana yang kerap kali disepelekan masyarakat adalah penggunaan masker.
Dalam hal ini Bhabinkamtibmas serta Babinsa diperintahkan untuk terus memberikan pemahaman soal pentingnya menggunakan masker. Bagi yang tak taat, Kombes Guntur menuturkan mereka diberi sanksi sosial.
"Kita lakukan pengawasan mulai dari Bhabinkamtibmas dan Babinsa, kita tak berhenti. Kita di Polres turun ke wilayah yang merah. Kita berikan pemahaman kepada mereka. Contoh penggunaan masker. Pendisplinan masyarakat soal penggunaan masker di Mataram ini kalau kita lihat sudah 80 persen warga yang kalau aktivitas menggunakan masker," ungkap Kombes Guntur.
Selain itu, dia melanjutkan, TNI-Polri serta Pemkot Mataram, dibantu unsur masyarakat lainnya, juga menerapkan aturan jam malam, di mana seluruh usaha masyarakat wajib tutup pukul 22.00 WITA.
Kegiatan mingguan seperti hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) juga dihentikan sementara waktu hingga dinyatakan aman untuk kembali diadakan.
"Kita secara masif bersama unsur lainnya melakukan pendisiplinan masyarakat pada malam hari dengan memberlakukan jam malam, pukul 22.00 WITA semua harus close. Di Mataram ada zona kegiatan hari libur CFD, kita tutup. Pagi sampai pukul 10.0 WITA tak ada CFD. Ada pantai yang biasanya ramai, kita tutup semua," tegas Kombes Guntur.
Kombes Guntur menerangkan mulanya masih banyak masyarakat yang tak paham dengan istilah new normal, di mana mereka akhirnya abai dengan protokol kesehatan.
Masyarakat Kota Mataram sempat bereuforia. Saat itu TNI-Polri dan Pemkot Mataram langsung mengambil sikap memperketat pengawasan, alhasil laju kenaikan kasus melandai per minggunya.
"Jadi ini sebagai dampak dari media sosial soal new normal. Masyarakat tak memahami soal new normal life. Itu kan ada ketentuannya dan Mataram belum bisa mengarah ke sana. Masyarakat tapi terlanjur euforia ke new normal life. Ketika itu langsung pemkot dan instansi lain mengambil kebijakan dengan harapan mudah-mudahan masyarakat bisa sadar atau paling tidak menekan penyebaran. Per minggu tak tajam naiknya agak landai," sebut Kombes Guntur.
Kombes Guntur kemudian menyampaikan saat ini pihaknya bersama para staleholders tengah fokus mengamati kegiatan perkantoran, terutama yang bergerak di sektor usaha swasta.
Kombes Guntur menjelaskan kekuatan jajarannya dan TNI didorong maksimal untuk menekan pertambahan angka Corona di Mataram.
"Sekarang kita antisipasi pegawai, terutama swasta kita monitor. Kita dorong untuk rapid dan swab mandiri. Masifnya back up kekuatan Polda NTB dan Korem 162/WB pada penanggulangan COVID-19 di Mataran dan wanti-wanti Pak Kapolda yang setiap waktu mengecek kami di lapangan membuat kami terus bergerak mengawasi perilaku masyarakat. Intinya kami di Kota Mataram dikeroyoklah, tapi saya selaku Kapolresta merasa terbantu," sambung dia.
Terakhir, Kombes Guntur menyampaikan komentar para warga tentang Lomba Kampung Sehat, yang dinilai sangat berpengaruh dalam rangka upaya menekan laju pertambahan kasus positif Corona di Mataram.
"Kami lihat program Pak Kapolda ini, kalau orang pasar bilang ngepek banget (efektif sekali). Boleh datang ke Mataram, ke kampung di sini, pasti dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, cuci tangan bahkan pendatang dari luar wilayah kita, di desa atau kelurahan, ada kesadaran bagaimana yang baru datang nggak langsung bergaul," kata Kombes Guntur.
"Jadi masing-masing mereka punya ruang isolasi mandiri bagi masyarakat yang datang dan terpapar. Belum tentu di kota besar punya ruang isolasi mandiri di tiap lingkungannya, tapi di sini punya karena mereka termotivasi dengan adanya Lomba Kampung Sehat. Lomba itu stimulan untuk lebih baik dalam penanganan COVID-19." pungkas Kombes Guntur.