TRIBUNNEWS.COM - Berikut contoh naskah khotbah Idul Adha 2020, dengan judul Pengorbanan adalah Keteladanan Para Nabi.
Sesuai imbauan Kementerian Agama (Kemenag), pelaksanaan salat Idul Adha dilaksanakan di rumah.
Hal itu sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang masih merebak.
Baca: Contoh Teks Naskah khotbah Idul Adha 2020: Idul Adha dalam Kondisi Pandemi Covid-19
Baca: Bacaan Niat Salat Idul Adha, Jumat 31 Juli 2020, Dilengkapi Tata Cara Pelaksanaan Idul Adha 1441 H
Namun, apabila tetap ingin melaksanakan salat Idul Adha di lapangan atau masjid, maka perlu diperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
Diketahui Kemenag telah memutuskan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat (31/7/2020) mendatang.
Berikut contoh naskah khotbah Idul Adha 2020, dikutip dari covid19.muhammadiyah.id:
Pengorbanan adalah Keteladanan Para Nabi
Assalamu ‘alaikum w. w.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahil-Hamd.
Alhamdulillah, segala puji kepada Allah yang telah memberikan kesempatan, umur dan iman sehingga kita masih bisa berjumpa dengan hari raya umat Islam, yaitu hari raya Iduladha pada tahun 1441 H ini. Meskipun di tengah cobaan pandemi Covid-19 yang belum ada tanda-tanda selesai ini, sudah selayaknya kita tetap mengucapkan syukur alhamdulillah atas nikmat Allah berupa kesehatan dan kesempatan untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang kita miliki.
Karena bagaimana pun, ada golongan yang sekarang sudah meninggal dan berharap agar mereka dihidupkan kembali untuk memperbaiki amalannya dan ada pula yang berharap dengan mengatakan “yaa laitani kuntu turaaba”, mereka berharap agar dulu diciptakan sebagai debu saja, supaya tidak perlu mempertanggungjawabkan amalan-amalan mereka di dunia.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahil-Hamd.
Iduladha merupakan hari raya kurban dimana kita diminta untuk mengurbankan sebagian harta kita untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah. Masyhur diketahui bahwa salah satu dalil dari perintah ibadah kurban ini adalah peristiwa dimana Allah memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. untuk menyembelih anaknya, Ismail a.s.. Menyembelih anak yang lama ditinggal bersama ibunya di padang tandus Arab ketika itu. Kalau bukan karena perintah Allah, maka tidak mungkin Ibrahim a.s. tega meninggalkan anak danistrinya di tempat seperti itu.
Pengorbanan Ibrahim tersebut, beliau lakukan untuk menunjukkan dirinya adalah hamba yang taat kepada Rabbnya. Tidak cukup sampai di situ, anak yang dinanti-nanti sebagai penerus pembawa risalah kenabian, kemudian harus ia sembelih dengan tangannya sendiri. Tentu berat sekali hal tersebut bagi Nabi Ibrahim a.s., dan secara logika, lebih berat lagi bagi Nabi Ismail a.s.