TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Poyuono angkat bicara perihal mundurnya Wahyu Purwanto, ipar Presiden Joko Widodo (Jokowi), dari Pilkada Gunungkidul atas permintaan Jokowi.
Arief menilai kemungkinan Jokowi sendiri melihat iparnya akan kalah dalam kontestasi politik apabila memutuskan untuk tetap maju.
Berbeda dengan anak dan menantunya yakni Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang dipandang memiliki potensi menang tinggi.
"Nah bagus ini. Mungkin juga Joko Widodo sudah punya feeling kalau iparnya maju pasti kalah. Kalau Gibran dan Bobby potensi menangnya tinggi ya," ujar Arief, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (29/7/2020).
Baca: Jokowi Diapresiasi Larang Adik Ipar Ikut Pilkada, Pengamat: Mestinya Anak dan Menantu Juga Dilarang
Di sisi lain, Arief memprediksi permintaan Jokowi agar iparnya mundur tak lepas dari biaya kampanye. Menurutnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu memikirkan biaya kampanye yang 'meledak' apabila tiga orang dari keluarganya maju.
"Kalau tiga (orang) maju paling nggak biaya untuk kampanye bisa meledak nanti. Nah dengan hanya dua saja (Gibran dan Bobby) dari keluarga yang maju dan punya potensi menang dalam pilkada, setidaknya bisa irit biaya," kata Arief.
Sebelumnya diberitakan, Wahyu Purwanto, ipar Presiden RI Joko Widodo menyatakan mundur dari pencalonan Bupati Gunungkidul melalui Partai Nasdem.
Wahyu mundur setelah ia diminta oleh iparnya, Presiden Joko Widodo agar tak maju di Pilkada Gunungkidul.
Pernyataan mundur Wahyu disampaikan di Kapanwon Playen pada Minggu (26/7/2020).
Sejumlah kader dan relawan pendukung terlihat menangis saat mendengar Wahyu mundur dari pecalonan Bupati Gunungkidul.
Wahyu mundur setelah Jokowi dan Surya Paloh melakukan pertemuan khusus untuk membahas hal tersebut.
"Minggu kemarin sesuai dengan arahan Bapak Joko Widodo dan Bapak Surya Paloh, dan tentu kita semua mengenal kedua tokoh ini tokoh nasional yang pasti sangat berpengalaman," ucap Wahyu.
Ia mengaku sering bertemu dengan Jokowi sebagai keluarga.
Namun Jokowi telah menemuinya dan diminta secara khusus untuk mundur dari pencalonan bupati Gunungkidul.
"Kalau dalam keluarga sering bertemu pastinya. Tapi kalau untuk arahan ini sifatnya khusus," kata Wahyu.