Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra melempar sindiran kepada Juru Bicara (Jubir) Presiden Fadjroel Rachman yang pernah membuat pernyataan lalu dikoreksi oleh Mensesneg Pratikno.
Hal itu disampaikan Irfan saat ngobrol santai #GarudaIndonesia Talks bersama Fadjroel Rachmad 'Kangen Terbang' Episode 3 yang dipublikasikan melalui akun Instagram Garuda Indonesia pada Rabu (29/7/2020) malam.
"Waktu itu sekali ada kejadian tuh, boleh cerita enggak, jadi waktu itu om Fadjroel memberikan statemen sebagai jubir presiden, besoknya Mensesneg mengkoreksi statemennya Pak Juru bicara presiden, itu sebenernya gimana?" tanya Irfan.
Diketahui, Menteri Sekretaris Negara Pratikno sempat merevisi pernyataan Fadjroel Rachman yang menyebut bahwa Presiden Joko Widodo membolehkan masyarakat mudik lebaran.
Baca: Momentum Mudik Lebaran, Dishub DKI Jakarta Sebut 1,8 Juta Orang Keluar dari Wilayah Jabodetabek
Fadjroel menyebut warga boleh mudik selama melakukan karantina 14 hari setibanya di kampung halaman.
"Yang benar adalah: Pemerintah mengajak dan berupaya keras agar masyarakat tidak perlu mudik," kata Pratikno.
Lalu, Fadjroel pun menjelaskan perihal pernyataannya tersebut.
Menurut Fadjroel, Mensesneg Pratikno bukan mengoreksi peryataannya. Melainkan, saat itu pemerintah belum mengambil sikap soal mudik lebaran.
Namun, mengambil sikap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Sebenarnya bukan dalam pengertian mengoreksi, cuman mendudukkan saja posisinya bahwa posisi pemerintah masih dalam posisi tidak, belum melarang. Belum melarang, tetapi tidak menganjurkan. Jadi posisinya begitu," jawab Fadjroel.
"Jadi memang pada saat tentang mudik lebaran itu jadi pemerintah kan mengambil posisi PSBB. Kan seperti itu. Jadi sebenernya tidak ada pelarangan, jadi pembatasan sebenarnya," tambahnya.
Irfan lalu melemparkan sindirian soal tugas Fadjroel yang membuat masyarakat bingung.
Baca: Petugas Kerahkan 3 Ring untuk Penyekatan Arus Balik Mudik Lebaran
"Jadi memang tugas anda jadi Juru Bicara Presiden yang kemudian membingungkan orang?" ucap Irfan.
Fadjroel pun lantas membantah peryataan itu. Menurut Fadjroel, ada beberapa faktor yang membuat dirinya harus menunggu keputusan presiden baru bisa menyampaikan kepasa masyatakat.
Ia mencontohkan bagimana isu Reshuffle yang sempat dilontarkan Presiden Jokowi pada rapat paripurna kabinet pada 18 Juni lalu.
"Tidak, jadi sebenarnya, misalnya gini Om Irfan ketika pidato presiden tanggal 18 Juni, presiden menyebut reshuffle, kalau Om Irfan nanya ke saya apakah presiden akan melakukan reshuffle? Saya besar kemungkinan belum akan menjawab Om Irfan. Karena kemudian baru ada keputusana bahwa tidak ada reshuffle, yang ada adalah akselerasi," jelas Fadjroel.