Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengingatkan pentingnya menjaga protokol kesehatan dalam perayaan Idul Adha besok, Jumat (31/7/2020).
Mantan Wakil Presiden RI tersebut pun mengungkap bila Idul Adha memiliki makna bila dalam hidup selalu ada pengorbanan.
Pengorbanan yang penuh keikhlasan menurutnya akan memberikan manfaat kepada sesama.
“Disiplin selalu ada pengorbanan dalam hal ketidaknyamanan dan sebagainya. Tapi itu hal mutlak dilakukan,” kata Jusuf Kalla dalam konferensi pers di Media Center Satgas Nasional, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (30/7/2020).
Baca: Saran Jusuf Kalla: Masuk Sekolah 2 Shift karena Tak Semua Anak Punya iPad dan HP
Pengorbanan umat muslim dibutuhkan pada masa pandemi saat ini, mulai dari pengorbanan untuk berdisiplin menjaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan.
“Itu akan menyelamatkan banyak pihak, menyelamatkan jemaah dan kita semuanya,” ujar Jusuf Kalla.
Ia berharap semangat pengorbanan Idul Adha dapat mengakhiri masa sulit pandemi Covid-19 dengan penuh kebahagiaan dan ketakwaan.
Baca: Jusuf Kalla Sebut New Normal Biasa Saja
Hari raya Idul Adha saat ini menurutnya bertepatan dengan suasana waspada, suasana Covid-19, yang bisa menyebabkan musibah besar apabila masyarakat tidak disiplin.
“Siapapun penduduk di dunia ini dan termasuk kita semua di Indonesia ini yang akan merayakan hari raya Idul Adha besok hari,” ujarnya.
Di samping itu, ia juga berpesan agar umat muslim melakukannya dengan penuh disiplin untuk mencegah musibah lebih besar.
Kedisiplinan dalam merayakan hari raya Idul Adha, Jumat (31/7/2020) adalah suatu kemutlakan.
Protokol Kesehatan harus tetap menjadi pedoman saat salat Idul Adha.
Baca: Ketua Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Segera Meninggalkan Tempat Ibadah Usai Salat Idul Adha
“Jaga jarak masing-masing juga di masjid dan juga di lapangan apabila diadakan di lapangan,” ujarnya.
Menurutnya, lapangan memang sering dianjurkan karena potensi penularan virus SARS-CoV-2 itu lebih mudah teratasi di lapangan terbuka, dibanding dengan masjid yang tertutup.
Asal dipenuhi syarat-syarat kesehatan sebagai jarak yang sangat penting, pakai masker, dan tentu cuci tangan dengan sabun.
Itu semua menurutnya suatu kemutlakan.
“Apabila kita ingin selamat, tetap beribadah dengan baik, tetap bertemu dengan teman-teman, dan seluruh keluarga kita semuanya,” katanya.