TRIBUNNEWS.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengklarifikasi terkait klaim Hadi Pranoto yang menyebut herbal miliknya telah mengantongi izin dari BPOM.
Dalam wawancara dengan wartawan, Hadi menyebut herbal yang ia klaim terbukti efektif menyebuhkan Covid-19 itu sudah memiliki izin dari BPOM.
"BPOM-nya sudah ada, semua sudah ada. Cuman label tidak dipakai," kata Hadi sebagaimana dikutip dari wawancara dengan KompasTV, Senin (3/8/2020).
Menjawab klaim Hadi tersebut, BPOM memberi penjelasan.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews,com, Kamis (6/8/2020), BPOM menegaskan pihaknya belum pernah memberikan persetujuain klaim khasiat obat yang dapat menyembuhkan pasien Covid-19.
Baca: Herbal dan Jamu Seperti yang Diklaim Hadi Pranoto Tak Bisa Sembuhkan Corona, Tapi Ringankan Komorbid
Berdasarkan data yang dimiliki BPOM, produk yang disebut Hadi Pranoto telah memiliki izin edar dari BPOM adalah produk obat tradisional yang memiliki merek dagang Bio Nuswa.
Dalam data BPOM tersebut, klaim yang disetujui yaitu membantu memelihara daya tahan tubuh bukan menyembuhkan pasien Covid-19.
Produk Bio Nuswa tersebut didaftarkan oleh PT. Saraka Mandiri dengan Nomor Izin Edar POM TR 203 636 031 berlaku mulai 14 April 2020 hingga 14 April 2025.
Namun sampai saat ini PT. Saraka Mandiri belum pernah memproduksi produk Bio Nuswa.
Badan POM mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, menggunakan produk herbal secara aman dan tepat dengan cara:
- Tidak mempercayai pernyataan seseorang yang menyatakan bahwa obat herbal ampuh mengobati COVID-19, kecuali sudah tervalidasi dengan uji klinik pada manusia.
- Lakukan Cek KLIK. Pastikan Kemasan dalam kondisi baik, baca seluruh informasi pada Labelnya, pastikan ada Izin edar dari Badan POM, dan pastikan tidak melewati masa Kedaluwarsa.
- Konsultasi terlebih dahulu ke Dokter apabila memiliki riwayat penyakit tertentu.
- Perhatikan peringatan/perhatian yang tercantum pada label.
- Membaca dengan teliti aturan pakai produk.
Keterangan selengkapnya BPOM bisa anda akses di sini: LINK
Hadi Pranoto Jawa Tudingan
Sosok Hadi Pranoto menjadi perbincangan setelah video wawancaranya dengan musisi Anji viral.
Dalam wawancara tersebut, Hadi mengklaim herbal ramuannya terbukti efektif menjadi obat Covid-19.
Terlebih dalam wawacara itu, Anji menyematkan gelar profesor pada Hadi Pranoto.
Baca: Ramuan Hadi Pranoto Ternyata Bukan Terdaftar sebagai Obat, PB IDI : Ada Bedanya Sama Temulawak
Selain sebagai profesor, Anji juga memberi atribusi pada Hadi Pranoto sebagai pakar mikrobiologi.
Berbagai pihakpun memberi respons atas klaim Hadi Pranoto.
Selain meragukan klaim herbal ramuan Hadi Pranoto sebagai obat Covid-19, sejumlah pihak turut mempertanyakan soal latar belakang pendidikan serta metode penelitian yang dipakainya.
Terkait tudingan sejumlah pihak itu, Hadi Pranoto memberi jawaban.
Berikut sejumlah pernyataan dan jawaban Hadi Pranoto yang Tribunnews.com rangkum dari KompasTV, Selasa (4/8/2020):
1. Tegaskan Dirinya Bukan Dokter
Dalam wawancara dengan wartawan, Senin (3/8/2020), Hadi Pranoto menegaskan dirinya bukanlah dokter.
Ia juga menyatakan dirinya tidak ada keterkaitan dengan organisasi profesi dokter, Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Kalau masalah IDI, saya memang bukan dokter. Jadi di database-nya IDI pasti saya tidak ada karena saya bukan dokter."
"Dan saya tidak ada keterikatannya saya dengan IDI. Saya adalah tim riset yang melakukan peneletian untuk kepentingan emergency kemanusiaan Covid-19," kata Hadi Pranoto, dikutip dari tayangan YouTube KompasTV.
2. Soal Gelar Profesor
Hadi Pranoto juga mendapat pertanyaan dari wartawan terkait gelar profesor yang disematkan ke dirinya.
Menjawab hal itu, Hadi tidak menjawab secara gamblang.
"Saya sampai saat ini belum men-declare saya siapa dan dari mana. Saya di sini men-declare sebagai Ketua Tim Riset Covid-19," ujar Hadi.
Wartawan yang belum puas pun kembali bertanya soal tidak adanya jurnal ilmiah dan juga latar belakang pendidikan Hadi.
Lagi-lagi, Hadi tidak memberi jawaban jelas.
"Kita di sini concern pada emergency kemanusiaan. Kalau kita melihat background seseorang, berapa banyak profesor yang ada di Indonesia tapi, mana jurnal ilmiah mereka, mana karya yang dihasilkan untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar dia balik bertanya.
3. Tanggapan soal Video dengan Anji yang Dihapus
Hadi Pranoto juga menanggapi soal videonya dengan Anji yang dihapus oleh pihak YouTube.
Hadi mengaku tidak tahu mengapa videonya dihapus.
"Saya tidak tahu kenapa beberapa video saya dihapus di YouTube. Oleh siapa saya tidak tahu. Tapi bagi saya tentunya dengan tim tetap bekerja optimal untuk kepentingan kemanusiaan," kata dia.
4. Soal Latar Belakang Bidang Keilmuan
Dalam program KompasTV Petang, Senin (3/8/2020), Hadi Pranoto ditanya soal latar belakang keilmuannya oleh presenter KompasTV.
Hadi menjawab ia mendalami biologi dalam hal penguraian bakteri.
"Jadi saya dengan tim saat ini mendalami biologi untuk penguraian bakteri terutama di situ kita mencari formula untuk pengobatan Covid-19," kata dia sebagaimana dikutip dari YouTube KompasTV.
Baca: Upaya Polisi Mencari Unsur Pidana Konten Wawancara Anji dengan Hadi Pranoto yang Kontroversial Itu
Lebih jauh, Hadi Praboto mengatakan ia mengaku telah lama melakukan riset terkait herbalnya tersebut.
Riset itu telah dilakukan sejak tahun 2000-an.
5. Hadi Sebut Ramuanya adalah Herbal, Bukan Obat
Hadi Pranoto mengatakan ramuanya adalah herbal, bukan obat.
Meski demikian, ia tidak menjelaskan bagaimana proses ilmiah pembuatan ramuan tersebut.
Ia hanya mengatakan herbal itu berasal dari gabungan senyawa tumbuhan yang ada di Indonesia.
"Proses riset sudah lama sekali, ini buka obat, tapi ini herbal seperti jamu," ujar dia.
(Tribunnews.com/Daryono)