TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN sekaligus Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menekankan wisata lokal harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurutnya, fokus pemerintah saat ini menyusun strategi pengembangan wisatawan lokal.
"Fokus pemerintah percepatan di kawasan pembangunan wisata yakni 90 persen turis lokal. Dengan kondisi sekarang Covid-19, saya rasa tidak ada salahnya kita harus bersatu sebagai bangsa," Erick dalam diskusi virtual di Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
Erick juga mengajak masyarakat agar mendukung destinasi wisata lokal sehingga perputaran arus uang tetap di dalam negeri.
Baca: Becak Wisata di Alun-alun Kidul Mulai Beroperasi, Ini Aturannya
"Dari pada buang-buang uang terus membantu negeri lain. Toh, alam kita tidak kalah bagus dengan negara lain, dan kualitas barang kita tidak kalah bagusnya dengan produk impor," tutur pemilik media massa tersebut.
Adapun beberapa wisata lokal yang telah dibuka dengan pemberlakuan protokol kesehatan ketat di antaranya Bali, Banyuwangi, Sumatera Barat, NTT, DIY Yogyakarta, dan lainnya.
Dia menegaskan wisatawan asing saat ini masih dibatasi untuk langkah mitigasi terjadinya klaster Covid-19.
"Di tengah upaya pemerintah menekan laju penyebaran Covid-19, kami masih belum membuka turis asing dan fokus di wisatawan lokal. Artinya bukan kami anti turis mancanegara, kami sangat butuh tetapi hanya butuh waktu," imbuhnya.
Erick juga memastikan pemerintah telah melakukan pengembangan Labuan Bajo dan Likupang sebagai pembangunan wisata lokal super prioritas.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi tahun kalender dari Januari hingga Juli 2020 sebesar 0,98 persen atau cukup rendah dibawah 1 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab rendahnya pergerakan inflasi tersebut karena daya beli masyarakat turun.
Daya beli masyarakat mulai turun pada Februari dengan lesunya sektor pariwisata imbas jumlah wisatawan mancanegara anjlok.
"Pariwisata dan berbagai sektor pendukungnya mulai terdampak, berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Kemudian, April dan Mei diterapkan work from home, berpengaruh dari sisi permintaan dan pasokan, jadi pengaruh Covid-19 ini luar biasa sekali," ucap Suhariyanto.