Wasekjen partai Golkar itu menuturkan pendidikan militer bagi mahasiswa dibutuhkan
untuk mengantisipasi ancaman radikalisme hingga intoleransi yang mengincar generasi
penerus bangsa.
Dengan adanya pendidikan militer, mahasiswa diharapkan mendapatkan pembinaan nilai-nilai cinta tanah air.
Baca: Komisi X Tak Setuju Usulan Kemenhan Wajibkan Pendidikan Militer untuk Mahasiswa
"Di tengah derasnya arus informasi, individualisme generasi muda, ancaman radikalisme serta intoleransi menjadi tanggung jawab negara (Pemerintah) untuk memastikan generasi muda memiliki akses pendidikan serta pembinaan akan nilai-nilai dasar cinta tanah air," ucap Christina.
Sementara itu, Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Fatia Maulida mempertanyakan rencana dari Kemhan tersebut.
"Jika pendidikan militer diberlakukan apakah ini untuk meredam pemikiran kritis anak muda
kepada negara dan membungkam ekspresi anak muda?" ucap dia.
Kewajiban mengikuti pendidikan militer tersebut juga dinilainya justru melanggengkan
budaya kekerasan di kampus. Kegiatan perpeloncoan dikhawatirkan akan semakin
merajalela.
"Sejak beberapa tahun yang lalu bahkan budaya perpeloncoan di kampus perlahan
dihapuskan karena rentannya korban-korban perundungan dan kekerasan," katanya.
(tribun network/gta/mam/wly)