TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Reformasi Birokrasi dan Pendidikan, Mohamad Nasir mengungkapkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia masih belum merata.
Dirinya mengatakan masih terjadi kesenjangan antar perguruan tinggi, sehingga membuat kualitas pembelajaran menjadi timpang.
"Kualitas perguruan tinggi kita tidak merata, antar perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, yang ada di kota dan daerah. Antar perguruan tinggi di Jawa, luar Jawa. Ini semua tidak merata kualitasnya," kata Nasir dalam webinar Kompas Talk with UT, Rabu (2/9/2020).
Baca: Eks Menristek: Baru 34,58 Persen Warga Indonesia yang Tempuh Jenjang Pendidikan Tinggi
Mantan Menristek ini mengatakan ketimpangan ini tetap terjadi meski Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud telah membuat standar pendidikan di perguruan tinggi.
Selain itu, terdapat ketidaksamaan materi pembelajaran antar perguruan tinggi. Dirinya mengatakan materi pembelajaran yang beragam membuat kualitas lulusan perguruan tinggi menjadi berbeda-beda.
"Antara perguruan tinggi negeri dengan perguruan tinggi negeri lain, antara yang di kota dan desa, atau di daerah. Antara Jawa dan luar Jawa ini memang sangat beragam sekali," tutur Nasir.
Nasir mengaku pernah berdiskusi dengan pengusaha dari Kadin.
Dirinya mengungkapkan saat itu para pengusaha berharap banyak lulusan yang bekerja di industri.
Namun, ternyata banyak lulusan dalam negeri yang tidak memiliki kompetensi untuk terjun ke dunia kerja.
"Jadi kompetensi enggak nyambung dengan kebutuhan. Ini yang terjadi, maka kesulitan untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas," pungkas Nasir.