Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Dalam satu pekan ini Presiden menggelar pertemuan dengan sejumlah pimpinan redaksi media massa dan juga kontributor media asing di Indonesia.
Hal tersebut disamapaikan Juru Bicara Presiden Fadjorel Rachman dalam Webinar dengan tema Influencer dan Pemerintahan Jokowi yang ditayangkan KompasTV, Jumat (4/9/2020).
"Sore ini beberapa menit yang lalu Presiden bertemu dengan para pimpinan redaksi sekitar 10 (orang), Senin sebelumnya juga bertemu dengan 10 pimpinan redaksi se-Indonesia, dan hari Selasa bertemu dengan kontributor media asing, di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat," kata Fadjorel.
Baca: Pernyataannya Dapat Timbulkan Perselisihan, Fadli Zon Saran ke Jokowi Ganti Menteri Agama
Dalam pertemuan tersebut, menurut Fadjorel, presiden ditanya mengenai keberadaan Influencer dalam program pemerintahan.
Adapun menurut Fadjroel, jawaban presiden adalah untuk mendengar masukan dan percakapan yang ramai di media sosial.
"Saya ingin mendengar masukan dan percakapan, termasuk di media sosial, keluhan kebijakan terkait dengan hal hal pemerintahan," katanya.
Baca: 3 Hari Berturut-turut Penuhi Target Jokowi, 37.597 Spesimen terkait Covid-19 Diperiksa Hari Ini
Dalam pertemuan tersebut Presiden juga mengakui bahwa sering membuka media sosial.
Terutama saat dalam perjalanan dari Istana Kepresidenan Bogor ke Istana Kepresidenan Jakarta.
"Saya selalu membuka Medsos kata beliau (Jokowi), yakni satu jam dari Bogor ke Jakarta, lalu kemudian satu dari Jakarta ke Bogor, biasanya juga sore menjelang malam hari, itu beliau juga membuka, jadi itu sudah biasa," kata Fadjorel.
Baca: Jadi Sasaran Penipuan, Anak Jokowi Bikin Penipu Menangis dan Minta Maaf
Menurut Fadjroel keberadaan Influencer tersebut tidak ada masalah.
Presiden sebulan yang lalu bertemu dengan sejumlah influencer, salah satunya yang paling terkenal adalah Rafi Ahmad.
Para Influencer tersebut diminta Presiden untuk mengkampanyekan adaptasi kebiasaan baru, terutama menggunakan masker.
"Apakah mereka dibayar? tidak, mereka tidak dibayar, mereka bersedia bertemu dengan presiden dan bersedia menjadi influencer kepada orang-orang yang menjadi follower mereka," katanya.