"Yang dipikirkan adalah tentang bangsa dan tentang negara secara terus menerus dan diwujudkan dalam karya pemikiran yang ikut mewarnai perjalanan bangsa ini," ujar Anies.
Menurutnya, sosok Jakob mewujudkan pemikiran-pemikiran mengenai bangsa dan negara diawali dari terbitnya majalah Intisari.
Lanjutnya, perjalanan panjang Jakob Oetama dalam memimpin Kompas Grup membuktikan bahwa wartawan senior itu selalu mendorong suara hati nurani rakyat.
Tak hanya itu, nilai Anies, Jakob juga selalu berbicara tentang pemerintahan yang bersih.
"Bicara tentang keadilan, pemerintahan yang bersih, bangsa yang bersatu. Nah ini sebuah kehilangan bagi kita karena beliau telah dicukupkan usianya," tuturnya.
Jakob Oetama (88) meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (9/9/2020) pukul 13.05 WIB.
Jakob Oetama sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading sejak 22 Agustus 2020. Ia masuk rumah sakit dalam keadaan kritis dan mengalami gangguan multiorgan.
Kondisi Jakob Oetama sempat membaik di tengah perawatan. Namun, karena faktor usia dan penyakit komorbid, kondisi Jakob Oetama memburuk dan akhirnya meninggal dunia.
Jenazah Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama (88) dibawa ke Gedung Kompas Gramedia di Palmerah Selatan, Jakarta untuk mendapatkan penghormatan terakhir di Gedung Kompas Gramedia.
Jakob Oetama rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis (10/9/2020) pukul 12.00 WIB.
(TribunJakarta/Elga Hikari Putra/Kompas.com)
Artikel ini sebagian diolah dari Tribunjakarta.com dengan judul Melayat ke Kompas Gramedia, Anies Baswedan: Pak Jakob Konsisten Suarakan Kesejahteraan dan Keadilan,
dan di di Kompas.com dengan judul "Anies: Karya-karya Pak Jakob Dirasakan Manfaatnya di Jakarta