Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Letjen TNI Bambang Dwi Hasto mengungkapkan pihaknya merawat seorang korban insiden penganiayaan dan perusakan yang diduga dilakukan oknum TNI di Ciracas dan sekitarnya, Sabtu (29/8/2020).
Bambang mengungkapkan pasien tersebut dirawat tim psikiatri RSPAD Gatot Soebroto karena mengalami ketakutan jika melihat kerumunan.
Korban tersebut, kata Bambang, merupakan istri dari warga sipil korban insiden Ciracas berinisial MH (30) yang sebelumnya telah dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.
Baca: Setelah Insiden Ciracas, Ini Langkah yang Dilakukan TNI AD
Hal tersebut diungkapkan Bambang saat konferensi pers di Markas Puspom TNI AD Jakarta Pusat pada Rabu (9/9/2020).
"Jadi ini ada tambahan, termasuk istrinya pun kita lanjutkan perawatan ke tim psikiater kita karena ada keluhan anxiety antisipatory. Jadi istrinya ini kalau lihat kerumunan, ketakutan. Sehingga perlu pendampingan psikiatri, pengobatan psikiatri," kata Bambang.
Bambang mengungkapkan sebelumnya, suami pasien tersebut yang berinisial MH merupakan pasien yang dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto setelah dilaksanakan operasi pengambilan gotri di RS Polri Kramat Jati.
Baca: 119 Orang Lapor Korban Insiden Ciracas, Total Kerugian yang Sudah Diganti TNI AD Rp 596 Juta
RSPAD hanya melakukan perawatan lanjutan terhadap korban.
Meski MH dalam kondisi baik setelah jahitan bekas operasinya diangkat oleh tim RSPAD Gatot Soebroto, tetapi MH harus tetap menjalani perawatan tim psikiatri RSPAD Gatot Soebroto.
"Kita harapkan kalau sudah perbaikan suami istri ini dalam bidang psikiatri yang bersangkutan bisa kita pulangkan," kata Bambang.
Baca: TNI Ganti Rugi Rp 594 Juta untuk Korban Penganiayaan dan Perusakan Polsek Ciracas
Selaim itu, Bambang juga mengungkapkan kondisi dua pasien lainnya yang merupakan anggota Polri.
Pasien pertama, kata Bambang, yakni seorang Bripda Polri berinisial BD.
Saat ini kondisi BD lebih baik daripada seminggu sebelumnya.
"Pagi ini kondisi pasien kesadaran penuh dan dicoba lepas ventilator hari ini. Perawatan masih perlu dilanjutkan karena untuk mengatasi infeksi di parunya, kemudian masih diperlukan perawatan jangka panjang.Rencana apabila memungkinkan pasien akan kita dalami ulang dengan MRI," kata Bambang.
Pasien kedua yang merupakan anggota Polri berinisial tuan T dan berumur 43 tahun, kata Bambang, kondisi retina matanya juga lebih baik dari sebelumnya setelah dioperasi tim RSPAD Gatot Soebroto.
"Perkembangan pagi ini, mata kanan yang sudah dioperasi kalau dulu visusnya 1/300, pagi tadi 1/2 per 60. Artinya dalam jarak setengah meter sudah bisa melihat gerakan tangan dokternya," kata Bambang.
Selain itu, tim RSPAD rencananya akan melakukan operasi pengambilan dua benda asing di wajah T pada 25 September mendatang.
"Jadi untuk mengamankan matanya, kita prioritaskan mengembalikan fungsi matanya dulu, tiga minggu kemudian setelah operasi kemarin, diperkirakan tanggal 25 (September) baru nanti akan diupayakan pengambilan benda asing yang kemungkinan gotri itu ada di dua tempat," kata Bambang.