TRIBUNNEWS.COM - Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas ikut berkomentar dengan insiden penyerangan Syekh Ali Jaber.
Utamanya terkait dengan dugaan gangguan jiwa yang dialami oleh pelaku yang berinisial AA (24).
"Saya rasa kejanggalan sudah sangat terang benderang. Anak TK saya rasa tahu janggal sekali," ucapnya dikutip dari program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne edisi Selasa (15/9/2020).
Dugaan Anwar di atas berdasarkan pengalaman insiden penyerangan ulama sebelumnya yang dinilai memiliki pola yang sama.
Dimana para pelaku disebutkan juga mengalami gangguan kejiwaan.
Baca: Jenguk Syekh Ali Jaber Setelah Insiden Penikaman, Mahfud MD Berharap Kasus Bisa Cepat Selesai
Baca: Syekh Ali Jaber Sayangkan Beda Pernyataan Polisi soal Pelaku: Betul-betul Anak Itu Sudah Terlatih
Baca: Sempat Disebut Gangguan Jiwa, Pelaku Penusuk Syekh Ali Jaber Belum Pernah Masuk RSJ, Ini Faktanya
Baca: TEGAS! Sekjen MUI Sebut Penyerangan Syekh Ali Jaber Upaya Pembunuhan Terhadap Ulama
"Masak kasus-kasus yang menimpa para ulama, dai, dan penceramah semua dilakukan oleh orang gila."
"Emangnya ada organisasi orang gila di negeri ini? Ada organisasi orang sakit jiwa di negeri ini? Saya yakin dan percaya ada yang merekayasa," urai Anwar.
Pria berkacamata iniĀ juga menambahkan, penikaman tersebut merupakan tindak pidana yang sangat berat.
Bahkan dirinya menilai apa yang dilakukan oleh tersangka AA bukan untuk melukai, tapi untuk membunuh Syekh Ali Jaber.
"Ya ini jelas merupakan tindak pidana yang sangat berat menurut saya."
"Saya tidak melihatnya sebagai sebuah tindakan penikaman, tapi malah sebuah upaya pembunuhan terhadap ulama, yaitu Syekh Ali Jaber," ujarnya.
Anwar melanjutkan, syukurnya hal yang tidak diinginkan benar-benar tidak terjadi.
"Untung tidak meninggal, pelaku menyerang leher dan ke dada dia (Syekh Ali Jaber). Kalau menancap di leher, bagaimana itu?."
"Tapi qadarullah kata beliau. Tuhan menggerakan tangan, sehingga tidak sampai leher dan ke dada," urai Anwar.