News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Tak Perlu Panik Berlebih, Ini yang Akan Terjadi Bila Indonesia Masuk Jurang Resesi Menurut Ahli

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim saat berbincang dengan Tribunnews dalam Panggung Demokrasi: Bayang-bayang Resesi di Tengah Pandemi, Selasa (15/9/2020).ek

"Kalau pemerintah bekerja keras memberi masyarakat dengan banyak bantuan, resesi hanya cerita di ekonomi saja."

"Tetapi dalam sehari-hari kita biasa saja, tidak terjadi apa-apa," jelasnya.

Kendati demikian, Lukman menyadari, ada beberapa masyarakat yang tidak puas dengan kinerja pemerintah untuk keluar dari bayang-bayang resesi.

Pengunjung melihat pakaian di salah satu stan pada gelaran Pasar Kreatif Bandung 2020 di Paris Van Java, Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Selasa (8/9/2020). Pameran tersebut dalam rangka pemulihan ekonomi di Kota Bandung sekaligus rangkaian Hari Jadi ke-210 Kota Bandung. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR)

Baca: Indonesia Terancam Resesi, HNW Minta Realisasi Perlindungan Sosial Diberikan Dalam Bentuk Tunai

Ia mewajarkan hal tersebut lantaran Indonesia memang menganut sistem demokrasi.

Namun, kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah, bisa membuat bangsa ini terbebas dari resesi.

"Kalau ada yang tidak puas wajar saja karena menyangkut kepentingan orang banyak."

"Namun secara umum masyarakat harus bisa merasakan situasi yang seperti ini harus ada kerjasama atau sinergi yang baik antara pemerintah dan rakyat."

"Karena pandemi ini sampai kapan berakhir belum tahu, oleh sebab itu dalam situasi ini kesabaran masyarakat dan pemerintah sedang diuji," tuturnya.

Baca: Hindari Resesi, Pengamat Nilai Bantuan Subsidi Upah Harus Dipercepat

Indonesia Diambang Resesi

Sementara itu, Lukman membenarkan situasi akibat pandemi ini membuat Indonesia diambang resesi.

Adapun data dari Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2020 minus hingga 5,32 persen.

"Memang di triwulan II kemarin, kita sudah minus pra resesi, ketika nanti pengumuman BPS di Oktober minus kembali, berarti kita sudah masuk dalam resesi," ungkap Lukman.

Namun, menurut Lukman, Indonesia masih memiliki harapan dalam dua bulan terakhir ini.

"Tetapi memang kita masih ada waktu di bulan Agustus dan September untuk mengejar minusnya agar tidak terlalu dalam."

MAKAN SIANG GRATIS - Warga antre dengan tertib dan bergantian saat hendak menerima bantuan paket makan siang gratis yang digelar Yayasan Menemani di Jalan Kebayoran Lama, Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (26/8/2020). Pemberian 200 paket makan siang senilai Rp 25 ribu/paket ini untuk membantu mereka yang kesulitan ekonomi akibat terdampak Covid-29. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Baca: Jokowi: Kesempatan Pertumbuhan Ekonomi Hanya di September, Kalau Minus Artinya Masuk Ke Resesi

"Kalau kemarin minusnya 5,32 persen, kita harapkan (di Oktober) tidak sedalam itu, hanya 1 atau 2 persen," tandasnya.

Sehingga beberapa bantuan yang digelontorkan pemerintah diharapkan bisa menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi.

Seperti bantuan melalui sembako, BLT dana desa, subsidi listrik gratis, Kartu Prakerja hingga subsidi gaji karyawan.

"Kalau 2-3 bulan konsumsi di Indonesia meningkat kembali, diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita minusnya tidak sedalam kemarin," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini